KABARPANDEGLANG.COM – Orang renta yaitu orang yang membesarkan dan mengasuh anak sejak lahir sampai akil balig cukup akal, bahkan sampai menjadi orang sukses. Ayah dan ibu telah membesarkan seorang anak sampai sampaumur dengan kasih sayang yang mereka curahkan. Semua itu yakni bagian dari kewajiban yang harus dipenuhi orang tua untuk anaknya.
Kewajiban anak untuk menghormati orang tua juga harus dilakukan dengan benar. Misalnya, tidak berkata jelek kepada orang renta, mempertimbangkan cara menjaga perasaan mereka seperti kita tahu cara menjaga perasaan orang lain dengan perbuatan yang baik dan tidak menyinggung orang tua. Berikut ini dongeng perihal kewajiban anak terhadap orang tuanya.
Pelajaran untuk Mira
Penulis: Dyah Laksmi Nur Jannah
Pagi itu, di sebuah rumah yang terletak di pinggiran Jakarta, Mira sedang duduk di ruang makan untuk sarapan. Ia makan dengan segan. Dengan lisan cemberut, diaduk-aduknya nasi dan tumis tahu di depannya. Huh, saya kan ingin makan ayam goreng tepung, bukan tumis tahu, gerutunya dalam hati.
“Kok, lauknya diaduk-aduk, Mir?” tegur Ibu. Tangan Ibu sibuk memasukkan kotak bekal ke dalam tas sekolah Mira, “Ayo, dimakan! Sebentar lagi waktunya berangkat, lho.”
“Mira tidak nafsu makan, Bu. Mira mau jajan di sekolah saja!” serunya.
Lalu, Mira berpamitan kepada ibunya dan beranjak keluar rumah. Ibu hanya menarik napas panjang sambil menggeleng-geleng. Memperhatikan kepergian Mira dengan sepedanya.
“Kenapa cemberut, Mir?” tanya Ratna, sobat sebangkunya, ketika Mira baru saja duduk di sebelahnya.
“Saya kesal kepada ibuku. Kemarin aku sudah bilang mau sarapan dengan ayam goreng. Tapi, tadi pagi, ibu malah masak tumis tahu,” terang Mira kesal.
Ratna hanya diam mendengar keluhan Mira.
Saat istirahat datang, Mira membuka kotak bekalnya. “Yah, tumis tahu lagi,” gumamnya kecewa. Ternyata, bukan cuma buat sarapan. Untuk bekal makan siang di sekolah pun, ibunya hanya menyiapkan tumis tahu.
Ratna menoleh dan menatap kotak bekal Mira, “Kelihatannya lezat, Mir.”
“Kamu mau? Nih, makan saja,” Mira menyodorkan kotak bekalnya.
“Beneran ini buat saya?” tanya Ratna, “Kamu tidak lapar?”
Mira hanya menggeleng. Dipandanginya Ratna yang lahap menyantap bekalnya.
Sembari makan, Ratna pun bercerita. Dahulu, ibunya selalu memasak tumis tahu kesukaannya. Terkadang, jikalau ada uang lebih, barulah ibunya Ratna memasak ikan atau ayam.
“Sudah lama saya belum lagi makan tumis tahu seenak ini. Rasanya seperti buatan ibuku,” ucap Ratna mengakhiri ceritanya.
Mendengar penuturan Ratna, Mira diam-membisu merasa iba. Ia tahu ibunya Ratna sudah meninggal sekitar satu tahun yang kemudian.
“Karena ayah sibuk bekerja, aku yang memasak untuk ayah dan saya sendiri di rumah. Seringnya sih, aku menggoreng tempe atau tahu alasannya saya baru mampu masak itu,” terang Ratna sambil lalu menatap Mira. “Kamu beruntung, masih mempunyai ibu, Mira!”
Mira tercenung mendengar kata-kata Ratna itu. Ya, beliau memang beruntung. Masih memiliki ibu yang selalu merawatnya dan menyediakan semua keperluannya.
Seharusnya tadi saya menghargai jerih payah ibu yang telah memasak makanan untukku meskipun hanya tumis tahu, sesal Mira kemudian dalam hati.
Saat itu juga, Mira merasa ingin segera pulang dan hendak menemui ibunya. Mira ingin minta maaf atas sikapnya tadi pagi kepada ibu. Ia juga ingin berterima kasih kepada ibunya untuk semua kebaikan hati ia merawat dan menyayanginya selama ini.
Gunakan tabel berikut ini untuk membantumu menjelaskan isi cerita di atas. Lalu, ceritakanlah isi cerita di atas kepada sahabat-sahabat dalam kelompokmu!
Ulasan Teks | |
---|---|
Judul Cerita | Pelajaran untuk Mira |
Pengarang | Dyah Laksmi Nur Jannah |
Tokoh Utama: | Mira |
Tokoh Lain | Ibu Mira dan Ratna |
Di manakah dongeng ini terjadi? | Di pinggiran Jakarta |
Apa yang terjadi dengan tokoh utama? | Mira enggan makan sarapan yang dimasak ibunya. |
Mengapa hal itu terjadi? | Mira kurang menghargai jerih payah ibu yang telah memasak kuliner untuknya |
Bagaimana duduk perkara dalam dongeng ini diselesaikan? | Setelah mendengar cerita Ratna, Mira menemui untuk meminta maaf dan ingin berterima kasih kepada ibunya yang telah merawat dan menyayanginya selama ini. |
Kapankah waktu terjadinya cerita ini? | Pagi hari dan Saat istirahat. |
Pesan apakah yang kamu dapatkan dari dongeng di atas? Kita harus menghargai dan berterima kasih kepada ibu yang telah merawat dan menyayanginya selama ini. |
Negeri kita kaya akan budaya dan karya seni, termasuk lagu kawasan dan karya seni tari. Pilihlah salah satu lagu tempat dan tari yang berasal dari Betawi atau dari kawasan di Indonesia yang belum pernah kau kunjungi.
Carilah informasi wacana keduanya dari aneka macam sumber yang tersedia. Lalu gunakan tabel berikut ini untuk mengerjakannya sesuai pertanyaan yang tersedia
1. Padhang Wulan
Judul Lagu : Padhang Wulan | |
---|---|
Asal | Jawa Tengah |
Tangga Nada | Slendro |
Arti syair lagu | Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba (Ayo sobat-sobat bermain di luar) Padhang wulan padhange kaya rina (Terang bulan, terangnya seperti siang) Rembulane e sing awe-awe (Rembulannya melambai-lambai) Ngelingake aja padha turu sore (Mengingatkan jangan tidur sore-sore) Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba |
2. Gambang Suling
Judul Lagu : Gambang Suling | |
---|---|
Asal | Jawa Tengah |
Tangga Nada | Slendro |
Arti syair lagu | Gambang suling ngumandang swarane (Gambang suling berkumandang swaranya) Tulat tulit kepenak unine (Tulat-tulit yummy bunyinya) Unnine mung nrenyuh ake (Bunyinya hanya mengharukan) Barengan lan kentrung ketipung suling (Bersama kentrung ketipung suling) Sigrak kendangane (Mantap suara kendangnya) |
3. Dhondhong Opo Salak
Judul Lagu : Dhondhong Opo Salak | |
---|---|
Asal | Jawa Tengah |
Tangga Nada | Slendro |
Arti syair lagu | Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik (Kedondong apa salak, duku kecil-kecil) Ngandhong apa mbecak, m’laku timik-timik (Naik Delman apa becak, jalan pelan sekali) Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik (Kedondong apa salak, duku kecil-kecil) Ngandhong apa mbecak, m’laku timik-timik (Naik Delman apa becak, jalan pelan sekali) Atik ndherek Ibu tindak menyang pasar Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik |
4. Gek Kepriye
Judul Lagu : Gek Kepriye | |
---|---|
Asal | Jawa Tengah |
Tangga Nada | Slendro |
Arti syair lagu | Duh kaya ngene rasane Duh begini rasanya Anake wong ora duwe Anak orang tak punya Ngalor ngidul tansah diece Kesana-kesini selalu dihina Karo kanca kancane Sama teman-teman Pye pye pye pye ya ben rasakna Besuk kapan aku bisa Pye pye pye pye mbuh ra weruh |
5. Lir Ilir
Judul Lagu : Lir Ilir | |
---|---|
Asal | Jawa Tengah |
Tangga Nada | Slendro |
Arti syair lagu | Lir ilir lir ilir (Bangunlah, bangunlah) Tandure wus sumilir (Tanaman sudah bersemi) Tak ijo royo royo (Demikian menghijau) Tak sengguh temanten anyar (Bagaikan pengantin gres) Bocah angon, bocah angon Dodotira dodotira Dondomana, jlumatana |
Tarian
1. Tari Saman
Nama Tari : Tari Saman | |
---|---|
Asal | Nangroe Aceh Darussalam |
Pola Lantai | Garis Horizontal |
Makna Tari | Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, tabiat, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. |
2. Tari Legong
Nama Tari : Tari Legong Keraton | |
---|---|
Asal | Bali |
Pola Lantai | Garis Lurus dan Melngkung |
Makna Tari | Tari Legong Keraton, mengambil kisah Panji, mengisahkan ihwal perjalanan prabu (adipati) Lasem yang ingin meminang putri dari kerajaan Daha (Kediri) adalah putri Rangkesari yang sudah terikat jalinan dengan Raden Panji dari Kahuripan. Sang puteri menolak pinangan Prabu Lasem, sebab ditolah akhirnya melaksanakan perbuatan tidak terpuji dengan menculik sang puteri, |
3. Tari Serimpi
Nama Tari : Tari Serimpi | |
---|---|
Asal | Yogyakarta |
Pola Lantai | Garis Lurus |
Makna Tari | Tema perang dalam tari Serimpi menurut Raden Mas Wisnu Wardhana, merupakan penggambaran falsafah hidup ketimuran. Peperangan dalam tari Serimpi merupakan simbol pertarungan yang tak kunjung habis antara kebaikan dan kejahatan. |
4. Tari Topeng Betawi
Nama Tari : Tari Topeng Betawi | |
---|---|
Asal | DKI Jakarta |
Pola Lantai | Garis Lurus |
Makna Tari | Tari Topeng ini dipakai berdasarkan doktrin masyarakat Betawi pada zaman dulu jikalau topeng mempunyai kekuatan magis yang dapat mnghilangkan rasa murung dan menolak bala. Tari topeng ini biasanya ditampilkan pada program pesta-pesta penting seperti pada program khitanan dan pernikahan. |
5. Tari Yapong
Nama Tari : Tari Yapong | |
---|---|
Asal | DKI Jakarta |
Pola Lantai | Garis Lurus dan Garis Lengkung |
Makna Tari | Pada pertama kali kemunculannya, tari Yapong memang menjadi sebuah sendra tari atau adonan seni drama yang dibungkus dalam tarian dengan lakon yang diperankan yaitu dongeng usaha Pangeran Jayakarta. |
Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!