Kelompok Jamur Atau Fungi

Kelompok Jamur Atau Fungi

KABARPANDEGLANG.COM – Kelompok jamur (fungi), merupakan kelompok makhluk hidup yang memperoleh kuliner dengan cara menguraikan materi organik makhluk hidup yang sudah mati. Jamur tidak berklorofil, berspora, tidak mempunyai akar, batang, dan daun.

Jamur hidupnya di kawasan yang berair, bersifat saprofit (organisme yang hidup dan makan dari bahan organik yang sudah mati atau yang sudah anyir) dan benalu (organisme yang hidup dan mengisap makanan dari organisme lain yang ditempelinya).

Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu fungi dimasukkan ke dalam kerajaan tanaman/plantae alasannya adalah fungi memiliki beberapa kemiripan dengan flora yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga struktur morfologi dan daerah hidupnya juga seperti.

Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari kerajaan tanaman dan mempunyai kerajaan sendiri alasannya adalah banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti flora melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke binatang. Namun fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti binatang yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.

 merupakan kelompok makhluk hidup yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan bahan or Kelompok Jamur atau Fungi

Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa saling bersambungan membentuk miselium. Berdasarkan bentuk hifa jamur dibedakan menjadi dua, yakni:

  1. Jamur Ganggang (Phycomycetes) Pada tempe terdapat benang-benang halus disebut miselium adalah cabang hifa, apabila tempe membusuk maka permukan tempe akan membusuk.
  2. Jamur Benar (Eumycetes) Jamur ini mempunyai hifa yang bersekat-sekat.

Pada umumnya, jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium. Berdasarkan kawasan pembentuk spora dibedakan menjadi tiga, adalah:

  1. Ascomycetes, jamur ini membentuk spora pada sebuah alat seperti kantong yang disebut askus. Misal : Penicillium sp.
  2. Basidomycetes, jamur ini membentuk spora pada sebuah alat mirip botol, umumnya jamur ini berukuran besar. Misal: Volvariella volvaceae (jamur merang), Auricula volvaceae (jamur kuping).
  3. Jamur tidak sempurna (Deuteromycetes). Jamur ini tumbuh pada roti, sisa makanan, tongkol jagung, kotoran ternak dan manusia. Biasanya termasuk kelompok jamur penyebab penyakit. Misal: Tinea versicolor penyebab panu dan Aspergilus fimugtus penyebab penyakit jalan masuk pernafasan pada manusia.
Baca Juga :  Sistem Pencernaan Hewan Dan Manusia

Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di daerah yang berair. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat basah.

Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam. Contoh makhluk hidup yang termasuk kelompok jamur adalah jamur roti, ragi tapai, jamur tiram putih, dan jamur kayu.

Fungi melaksanakan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniselule serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler.

Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, adalah tahap plasmogami dan tahap kariogami.

Klasifikasi Fungi

Pada penjabaran 5 kingdom, Myxomycota dan Oomycota termasuk kelompok Protista, adalah Protista mirip jamur. Jamur dibagi menjadi 6 Filum, yakni :

 merupakan kelompok makhluk hidup yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan bahan or Kelompok Jamur atau Fungi
1. Chytridiomycota

Chytridiomycota yaitu jamur yang bereproduksi dengan zoospora. Divisi ini sering disebut sebagai peralihan antara protista dan fungi. Chytridiomycota dinyatakan termasuk ke dalam kingdom fungi sesudah membandingkan susunan DNA pada divisi tersebut.

Contoh chytridiomycota yaitu Synchytrium endobioticum (patogen pada umbi kentang), Chytridium, dan  Physoderma maydis (noda pirang pada jagung). Berikut yakni ciri-ciri chytridiomycota:

  1. Sebagian besar hidup di air
  2. Beberapa bersifat saprofitik
  3. Bersifat benalu pada invertebrata di air
  4. Mendapatkan nutrisi dengan cara penyerapan
  5. Dinding sel tersusun atas senyawa chitin
  6. Memiliki hifa senositik
  7. Bereproduksi dengan membentuk zoospora berflagel
Baca Juga :  Jenis Jenis Ornamen Motif Batik
2. Zygomycotina 

Zygomycota ialah jamur yang memakai zigosporangium sebagai alat reproduksi seksual dan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual. Selain itu, zygomycota juga dapat melaksanakan reproduksi aseksual dengan fragmentasi miselium atau spora aseksual (spora vegetatif) yang dihasilkan oleh sporangium.

Contoh zygomycota ialah Rizopus stolonifer, Rhizopus oligosporus (jamur tempe), dan Rhizopus oryzae (jamur tapai). Berikut yakni ciri-ciri zygomycota:

  1. Memiliki hifa soenositik (bersekat dan tidak bersekat)
  2. Alat reproduksi seksual berupa zigosporangium
  3. Membentuk zigospora
  4. Dinding sel tersusun dari zat kitin
  5. Hidup saprofit
  6. Miselium bercabang banyak
  7. Mempunyai haustoria
  8. Tidak mempunyai zoospora
  9. Spora berupa sel-sel berdinding
3. Glomeromycota

Glomeromycota merupakan kelompok jamur yang sebagian besar bersimbiosis dengan tanaman adalah membentuk mikoriza arbuskuler. Mikoriza merupakan bentuk jamur yang hidup dan bersimbiosis pada akar flora tingkat tinggi.

Mikoriza membentuk hifa khusus yang tumbuh membentuk miselium yang melingkupi ujung akar. Beberapa jenis tanaman pertanian bergantung pada mikoriza untuk mampu tumbuh optimal.

Glomeromycota mula-mula termasuk dalam kingdom Zygomycota, tetapi Walker dan Schubler pada tahun 2002 memisahkannya menjadi kingdom tersendiri alasannya adalah terdapat perbedaan dengan Zygomycota. Ciri- ciri umum Glomeromycota :

  1. Kelompok jamur yang bersimbiosis dengan flora membentuk Mikoriza Arbuskular (Arbuskular : kawasan pertukaran makanan antara jamur dengan flora inang )
  2. Obligat biotrop (parasit pada tumbuhan hidup )
  3. Asexual(membentuk spora diluar inang) dan sexual (Gigaspora)
  4. Tidak bersepta (non-septa)
  5. Dinding hifa mengandung kitin, chitosan dan polyglucuronic asam.
  6. Menghasilkan spora multinukleat berukuran besar dan berdinding tebal / klamidospora
Baca Juga :  Sambut Acara Beasiswa Tabah, Pemkab Pandeglang Bakal Buat Regulasi Pendidikan
4. Ascomycotina

Ascomycota yakni jamur yang berkembang biak dengan membentuk spora di dalam selnya  yang disebut askus. Askus berbentuk mirip kantung kecil. Alat reproduksi aseksual berupa hifa. Contoh ascomycota yakni Saccharomyces cerevisiae (fermentasi alkohol) dan Aspergillus flavus (penghasil racun aflatoksin). Berikut yakni ciri-ciri ascomycota:

  1. Hifa bersekat
  2. Alat reproduksi seksual berupa askus
  3. Umumnya hidup saprofit
  4. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan konidium, fragmentasi, dan pertunasan
  5. Memiliki banyak inti sel
  6. Sebagian besar multiseluler
  7. Spora tidak berflagela
  8. Bentuk tubuh seperti mangkuk
5. Basidiomycotina

Basidiomycota yaitu jamur yang bereproduksi aseksual dengan membentuk spora di atas sel yang disebut basidium. Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk spora konidia. Contoh basidiomycota yaitu Volvariella volvacea (bahan makanan),  Puccinia graminis (penyakit pada tebu), dan Ustilago scitamanae (parasit pada Graminae). Berikut ialah ciri-ciri basidiomycota:

  1. Hifa bersekat
  2. Multiseluler
  3. Vegetatifnya mempunyai satu inti haploid
  4. Memiliki basidiokarp
  5. Badan buah berbentuk seperti payung atau kuping
  6. Umumnya hidup saprofit
  7. Beberapa jenis mampu dijadikan sumber masakan
6. Deuteromycotina

Deuteromycetes/deuteromycota/deuteromycotina adalah jamur yang belum diketahui proses reproduksi seksualnya. Reproduksi aseksual dilakukan dengan konidia. Contoh deuteromycetes ialah Aspergillus wenti, Tinea versicolor, dan Trichophyton. Berikut yakni ciri-ciri deuteromycota:

  1. Hifa bersekat
  2. Reproduksi aseksual dengan konidia
  3. Dinding sel terbuat dari zat kitin.

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!