Kisah Sukses Founder Waroeng Steak & Shake: Jody Brotosuseno

Default Social Share Image

Kisah Sukses Founder Waroeng Steak & Shake: Jody Brotosuseno Inovasinya mendirikan Waroeng Steak and Shake berbuah manis. Kini, Waroeng Steak and Shake telah memiliki sekitar 80 outlet yang tersebar di berbagai daerah. Simak kisah Jody Brotosuseno dalam membangun bisnis kulinernya hingga meraih kesuksesan dalam artikel berikut ini.

Waroeng Steak & Shake: Makan steak tidak perlu mahal-mahal!

Resep Sukses `Juragan Steak`: Hafalan Quran Karyawan | Dream.co.id

Siapa yang tidak mengenal Waroeng Steak and Shake? Kedai makan dengan menu andalan aneka steak dan minuman milkshake ini telah tenar dari dulu dan masih eksis hingga sekarang.

Waroeng Steak & Shake banyak disukai oleh masyarakat tak hanya karena cita rasa hidangannya yang pas di lidah. Berbeda dengan kebanyakan tempat makan yang menyajikan steak sebagai menu mewah, harga menu-menu Waroeng Steak & Shake lumayan terjangkau. Siapapun bisa menikmati menu steak tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.

Didirikan sejak tahun 2000, kini Waroeng Steak & Shake telah memiliki sekitar 80 outlet yang tersebar dari Medan hingga Makassar. Walaupun banyak tempat makan yang memiliki konsep serupa dan menyediakan menu steak murah, Waroeng Steak & Shake tetap eksis hingga sekarang.

Baca Juga :  Bakpia Kukus Tugu Jogja, Inovasi Kuliner Legendaris

Jody Brotosuseno, figur di balik berdirinya Waroeng Steak & Shake

Sebelum sukses mendirikan Waroeng Steak & Shake, Jody telah mencoba berbagai bisnis. Mulai dari berjualan susu, parsel, roti bakar, hingga kaus partai politik pernah ia rasakan. Jody bekerja keras untuk bisa menghidupi keluarganya.

Ayahnya memiliki bisnis kuliner Obonk Steak yang telah tenar di Yogyakarta. Kala itu, Obonk Steak telah cukup lama berdiri dan memiliki sasaran kalangan menengah ke atas. Jody pun sempat bekerja untuk membantu ayahnya. Walaupun ia adalah anak pemilik restoran, Jody tetap mendapat perlakuan yang sama dengan pegawai lainnya.

Mendapatkan inspirasi, Jody dan istrinya Aniek pun memutuskan untuk berbisnis steak juga. Namun, ada yang berbeda dengan bisnis mereka dengan Obonk Steak. Jody dan Aniek ingin membuat menu steak menjadi terjangkau bagi seluruh kalangan, tak hanya untuk kalangan menengah ke atas saja.

Akhirnya, mereka berdua pun mewujudkan ide tersebut dan membuka gerai pertama di teras tempat tinggal mereka sendiri, tepatnya di Jalan Cenderawasih no. 30, Yogyakarta. Kala itu, kedai mungil tersebut hanya memiliki 5 meja saja.

Baca Juga :  Resep Sukses Ala ‘Anak Singkong’ Chairul Tanjung

Nama ‘Waroeng’ pun dipilihnya, agar semakin menguatkan bahwa tempat makan tersebut bukanlah tempat makan yang mewah dan eksklusif. Mereka berdua ingin menarik kalangan mahasiswa sebagai target pasar utama, karena Yogyakarta tenar sebagai kota pelajar.

Awal-awal berdiri, tempat makan mereka masih sepi. Menginjak tahun kedua, perlahan-lahan Waroeng Steak & Shake mulai dikenal. Kedai kecil yang hanya memiliki 5 meja tersebut tidak mampu menampung pembeli yang datang. Pembeli sampai antri. Jody pun memutuskan untuk meminjam modal dari kerabat untuk membuka cabang baru.

Kini, Waroeng Steak & Shake telah berkembang jauh. Dari yang hanya memiliki 4 karyawan, kini karyawan Waroeng Steak & Shake telah mencapai ribuan.

Kiat sukses berbisnis ala founder Waroeng Steak & Shake: Jody Brotosuseno

Agar sukses dalam berbisnis kuliner, tentunya diperlukan strategi jitu. Kesuksesan Jody Brotosuseno juga tidak diraih dalam semalam saja. Inilah beberapa hal yang bisa kita pelajari dari Jody Brotosuseno.

Untuk bisa mewujudkan idenya membuat menu steak yang terjangkau, Jody melakukan banyak percobaan. Ia pun akhirnya berhasil menemukan resep untuk menciptakan steak murah namun enak di lidah.

Baca Juga :  Wahai Wanita, Shalehah-Kan Dirimu Dengan Akhlaq Mulia, Karena Itulah Cantik Abadimu

Selain itu, Jody juga perlu berjuang keras dalam memasarkan bisnisnya. Terlebih lagi pada tahun tersebut, marketing masih terbatas promosi mulut ke mulut serta memasang iklan di media. Namun, Jody tak hilang akal.

Ia membuat brosur tempat makannya dan bekerja sama dengan loper koran. Brosur tersebut disisipkan di masing-masing koran yang dijual sang loper. Strategi ini cukup ampuh, setelah sempat sepi Waroeng Steak & Shake pun mulai kedatangan pelanggan baru.

Hal yang tak kalah inspiratif dari Jody Brotosuseno adalah religiusitasnya. Nilai-nilai agama diterapkan dalam menciptakan budaya kerja di Waroeng Steak & Shake. Misalnya saja, gerai-gerai Waroeng Steak & Shake rutin menggelar pengajian untuk karyawan.

Selain itu, keuntungan bisnisnya juga Jody gunakan membangun Rumah Tahfidz yang merupakan pesantren untuk penghapal Alquran. Luar biasa, bukan?

Jangan lewatkan berbagai artikel menarik seputar inspirasi bisnis hanya disini, media belajar bisnis nomer satu. Selamat berbisnis, salam sukses!