3 Rahasia Kesuksesan Lapis Bogor Sangkuriang – Berdiri sejak tahun 2011, oleh-oleh kekinian yang satu ini semakin eksis dan diminati masyarakat. Kue lapis kekinian ini berhasil menjadi oleh-oleh yang banyak diburu, terutama ketika sedang melancong ke Bogor. Kira-kira, apa saja rahasia suksesnya?
Lapis Bogor Sangkuriang: kuliner kekinian khas Kota Hujan
Kota Bogor tak hanya sekadar Kota Hujan, ia juga kota dengan kekayaan kuliner yang beragam. Salah satu kekayaan kuliner tersebut adalah kue Lapis Bogor Sangkuriang. Berbeda dengan kue lapis biasanya, lapis Sangkuriang menggunakan bahan baku yang unik. Lapis ini menggunakan talas, yang banyak ditemui di Kota Bogor.
Diracik dengan berbagai bahan premium, campuran talas dalam bahan baku lapis menghasilkan cita rasa kue yang unik dan lezat. Selain itu, terdapat 10 varian rasa yang bisa dipilih, mulai dari rasa original keju hingga rasa kopi susu.
Adalah Anggara Jati dan Riska Wahyu, kedua figur di balik kesuksesan buah tangan kekinian yang satu ini. Sejak 2011, pasangan suami-istri ini saling bahu membahu membangun bisnis. Omzet yang mereka dapatkan bisa mencapai ratusan miliar per tahun. Fantastis sekali, bukan?
Siapa sangka, pada awalnya, mereka hanya bermodalkan 500 ribu rupiah saat pertama kali mengembangkan bisnis. Mereka melihat potensi untuk buah tangan khas Bogor, karena Bogor merupakan kota wisata yang terkenal. Terinspirasi dari kue lapis Surabaya, mereka pun mencoba membuat inovasi dengan membuat kue lapis talas, yang merupakan komoditi khas Kota Bogor.
Kala itu, Anggara dan Riska masih memasarkan produknya kepada tetangga. Berkat kegigihan dalam memproduksi kue lapis lezat, akhirnya semakin banyak orang yang tertarik. Setelah mencoba merambah berbagai komunitas, mereka juga giat mengikuti berbagai pameran.
Seiring dengan berjalannya waktu, kue lapis talas Anggara dan Riska semakin diminati banyak orang. Kini, telah banyak outlet Lapis Bogor Sangkuriang yang tersebar di berbagai penjuru Kota Bogor.
Kunci kesuksesan Lapis Bogor Sangkuriang
1. Menerapkan prinsip ATM
Anggara dan Riska menerapkan prinsip ATM dalam mengembangkan bisnis ini. Apa itu ATM? Ternyata kepanjangan dari ATM adalah Amati, Tiru, Modifikasi.
Tidak apa-apa jika kita berbisnis produk yang telah ada, namun tawarkanlah keunikan baru dengan modifikasi. Jangan sampai berbisnis dengan prinsip ATP, alias Amati, Tiru, Plek alias benar-benar meniru sepenuhnya.
2. Menonjolkan keunikan produk
Setelah membuat produk yang unik, kita harus gencar menonjolkan keunikan produk tersebut, terutama saat berpromosi. Hal itu juga yang ditekankan oleh Anggara dan Riska. Mereka sangat gencar menekankan bahwa kue lapis mereka tidak sama dengan jenis kue lapis legit yang lebih dulu populer, tetapi kue lapis talas yang baru dan berbeda. Tagline ‘Pertama dan Terbesar’ terus ditekankan hingga brand awareness terhadap Lapis Bogor Sangkuriang meningkat.
3. Belajar dari kesalahan
Anggara dan Riska tak serta merta langsung sukses berbisnis. Mereka pernah merasakan kegagalan di masa lalu. Mereka sempat berbisnis bakso, namun gagal dan menimbulkan kerugian besar.
Mereka menyadari bahwa kegagalan tersebut bersumber dari kesalahan manajemen. Saat memulai bisnis kue lapis, mereka pun menata kembali pengelolaan bisnis. Bahkan, mereka juga menggunakan jasa konsultan untuk bisnisnya. Totalitas sekali, bukan?
Semakin meroket dengan menambah produk unggulan
Anggara dan Riska juga semakin melebarkan sayap bisnisnya. Mereka melakukan ekspansi bisnis ke berbagai daerah dengan mengembangkan produk-produk kue baru. Menariknya, produk-produk tersebut juga menonjolkan ciri khas identitas daerah tersebut. Produk-produk tersebut yakni Bolu Susu Lembang, Bakpia Kukus Tugu, serta Lapis Kukus Pahlawan.
Sama seperti Lapis Bogor Sangkuriang, Produk-produk tersebut juga sangat diminati oleh masyarakat. Keren sekali, bukan?
Jangan lewatkan berbagai kisah inspiratif seputar bisnis lainnya hanya disini, media belajar bisnis nomer satu. Selamat berbisnis, salam sukses!