Kondusif Tersadar, Stok Bahan Pokok Jelang Libur Panjang Simpulan Tahun 2020

Default Social Share Image

SERANG – Stok materi pokok dan penting di Provinsi Banten kondusif terjaga. Inflasi bahan pokok dan penting masih terkendali. Hal itu terungkap dalam telekonferensi High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dengan acara Kondisi Ketahanan Pangan Menjelang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 Provinsi Banten (Selasa, 8/12/2020).

Saat membuka rapat, Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Banten Ahmad Syaukani menyampaikan, koordinasi TPID Provinsi Banten dalam kerangka pengendalian harga bahan pokok dan strategis melibatkan Biro Perekonomian, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Bappeda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kominfo, Dinas Perhubungan, dan Dinas Pendidikan. Melibatkan Bank Indonesia dalam rangka supervisi dan koordinasi, Polda Banten pada kerjasama dan penindakan, serta BUMD Agribisnis Banten Mandiri selaku pelaksana.

Ditambahkan, peran pemerintah dalam menjaga daya beli penduduk melalui kelangsungan distribusi, mengontrol fluktuasi harga materi pokok serta tingkat inflasi.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Babar Suharso memastikan, stok bahan pokok di Provinsi Banten kondusif terjaga.

Baca Juga :  Gubernur Wahidin: Selamat Dilantik! Mari Bersinergi Membangun Provinsi Banten

“Inflasi bahan pokok dan penting masih terkendali,” tambahnya.

Dijelaskan Babar, terjadi imbas domino terhadap daya beli penduduk akibat pandemi Covid-19. Di pasar tradisional, pada Triwulan III 2020 terjadi penurunan omset pada pedagang hingga 50 persen. Pada Triwulan IV 2020 terjadi peningkatan omset, menjadi 80 persen. Salah satunya adanya kenaikan undangan materi pokok untuk pinjaman sembako.

Masih berdasarkan Babar, pada Triwulan IV 2020 dibutuhkan tekanan kepada kemajuan sektor industri di Provinsi Banten menyusut seiring dengan meningkatnya usul ekspor barang.

Pada Triwulan III 2020, kemajuan sektor industri di Provinsi Banten depresi hingga -5.12 persen. Pada suasana normal, rata-rata bantuan sektor industri terhadap PDRB Provinsi Banten meraih 30 persen.

“Perlambatan sektor industri berpengaruh pada sektor perdagangan. Pada Triwulan III 2020, sektor perdagangan mengalami kemajuan negatif hingga 2,26 persen. Sementara, rata-rata donasi sektor jual beli jual beli terhadap PDRB Provinsi Banten mencapai 13,5 persen,” terperinci Babar.

Baca Juga :  5 Strategi Ampuh Optimasi Instagram di 2021

“Bahan baku industri masih mengandalkan impor, sehingga berpengaruh pada sektor perdagangan,” tambahnya.

Akibat pandemi Covid-19, lanjut Babar, mampu mensugesti daya beli masyarakat.

“Keberadaan BUMD Agrobisnis Banten Mandiri mudahan-gampang mampu mengintervensi ketersediaan bahan pokok dan mampu memperlihatkan subsidi untuk keterjangkauan masyarakat,” harap Babar.

Sementara itu Asdep Moneter dan Sektor Eksternal Deputi Bidang Koordinator Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian Ferry Irawan menyatakan secara biasa penanganan Covid-19 makin baik.

Dikatakan, tren inflasi di Provinsi Banten mengalami perlambatan selama pandemi seiring dengan perlambatan inflasi di tingkat nasional. Pada September 2020, terjadi kenaikan inflasi. Hal ini menjadi sinyal yang bagus bagi kenaikan dan pemulihan ekonomi baik nasional maupun daerah.

Ditambahkan, acuan inflasi perlu dicermati untuk channeling stok dan distribusi. Penguatan daya beli masyarakat dikerjakan untuk pemulihan ekonomi nasional.

Sementara itu dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Banten Purwanto menyatakan, pasokan di Provinsi Banten relatif tersadar alasannya produksinya banyak. Kecuali yang datangkan dari luar kawasan mirip bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai merah, dan minyak goreng.

Baca Juga :  Irjen Pol Dr. Rudy Heriyanto Resmi Jabat Kapolda Banten Gres

Diharapkan, ungkap Purwanto, BUMD pangan di Provinsi Banten bisa menjadi katalisator kerjasama pangan antar daerah.

Dalam potensi yang sama, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Provinsi Banten Eneng Nurcahyati menyatakan, Diskominfo Provinsi Banten mengambil tugas dengan mempublikasikan kinerja TPID pada berbagai kanal komunikasi yang tersedia terkait data-data ketersedian materi pokok di Provinsi Banten.

Sebagai isu, tingkat inflasi bahan pokok pada bulan Oktober 2020 di Provinsi Banten meraih 0,27 persen.

Untuk ketersedian materi pokok, dari pantauan pada delapan (8) pasar di Provinsi Banten per 17 Nopember 2020, untuk beras sebanyak 493.101 ton, gula sebanyak 50.442 ton, terigu sebesar 78.608 ton, minyak goreng sebesar 29,200 ton, serta daging 9.646 ton.

Untuk pantauan harga, per 7 Desember 2020, harga beras premium Rp11.075, cabe merah Rp58.333, cabe merah keriting Rp55.558, daging ayam ras Rp34.608, dan telur ayam ras Rp26.392.

(Red)