Saat wanita meyakini bahwa dengan bercadar dia lebih merasa nyaman dan lebih merasa dilindungi, maka sah-sah saja memakainya. Lantas bagaimana bila membukanya dikemudian hari? Tidak mengapa, sebab memakai cadar bukan suatu hal yang wajib.
Wajah dan telapak tangan wanita bukan aurat, maka bila ada diantara kita yang lepas pasang cadar tidak usah dibuat bahan gosipan, sebab memang tidak dosa.
Tetapi yang dosa adalah ketika kamu lepas pasang hijabmu, sebab kewajiban berhijab (menutup aurat) diwajibkan bagi seorang wanita yang engaku dirinya muslimah dan telah aqil baligh.
Tidak Usah Mempermasalahkan Ia Yang Tidak Istiqamah Memakai Cadar, Sebab Bercadarpun Memang Tak Wajib
Maka dari itu, jangan sok sinis ya ukhti, ketika melihat saudara kita yang masih tak istiqamah memakai cadar. Jangan mengatainya yang macam-macam, biarkanlah dia dengan keyakinannya.
Karena bila kita biasakan sibuk mensinisi kelakuannya yang menurut kita salah, hati-hati amal ibadah kita dikurangi oleh Allah karena hasad kepada orang yang belum tentu sesuai dengan sangkaan kita.
Yang Tidak Wajar Dan Tidak Boleh Itu Bila ia Lepas Pasang Hijabnya Sesuka Hati
Karena bercadar itu bukan sesuatu yang wajib, maka tidak usah selalu menghakimi ia yang bercadarnya masih belum sepenuhnya. Sebab yang tidak wajar dan tidak boleh itu bila ia lepas pasang hijabnya sesuka hati.
Dan yang perlu kita ingat pula, bahwasaya sekalipun dia salah karena telah lepas pasang hijabnya suka hati, maka kita tak boleh serta menghakiminya.
Tapi tugas kita adalah mengingatkannya kembali pada jalan yang benar. Dan tentang dosanya, biarlah ia Allah urus dengan Allah kelak.
Maka Jangan Dulu Berprasangka Buruk Terhadap Ia Yang Bercadar, Biarlah Allah Yang Menilainya
Maka, janagan biarkan hati dan pikiran kita berprasagka buruk terhadap mereka yang bercadar dan kadang tidak, biarlah Allah yang menilai hatinya.
Jangan pernah kita sibukkan hati kita ini dengan perasaan yang bukan-bukan, agar amal ibadah kita tetap terjaga dengan baik disisi Allah.
Kita Tidak Ada Hak Menilai Bagaimana Tindakannya, Yang Penting Kita Tahu Bahwa Saat Ini Kita Masih Dalam Aturan-Nya
Karena kita memang tidak ada hak menilai bagaimana tindakannya, yang penting kita selalu tahu bahwa saat ini kita masih dalam aturan-Nya.
Iya, lebih penting mengurusi kebaikan diri sendiri, daripada mengurusi kebaikan orang lain, sebab Allah pun suka bila kita sibuk memperbaiki diri untuk-Nya.
Ketahuilah, Menyibukkan Diri Menilai Hidup Orang Lain Hanya Akan Membuat Kita Lupa Untuk Menilai Diri Sendiri Agar Tetap Baik Dan Benar Dihadpaan Allah
Jadi ketahuilah, dimanapun kita berada tetaplah jaga hati kita terus berprasangka baik kepada orang lain, sibukkan hati dan pikiran kita dengan kebaikan.
Karena menyibukkan diri menilai hidup orang lain sungguh hanya akan membuat kita lupa untuk menilai diri sendiri agar tetap baik dan benar dihadapan Allah.