Siapa sih yang tidak merasa sakit hatinya bila dikhianati, apalagi yang mengkhianati adalah orang yang nyata-nyata kita percaya, yang kita cinta dan sayangi, maka sungguh sakitnya tidak akan pernah terlupakan.
Sangatlah nyata terasa disayat-sayat hati ini karena saking pedihnnya rasa kecewa. Bila telah demikian maka memaafkan dan melupakan akan sangat sulit untuk kita lakukan.
Tapi apakah kita harus membiarkan hati kita terus membara? Tidak, kita harus pandai megatasinya. Yaitu belajarlah untuk ikhlas, karena ikhlas adalah cara terbaik untuk hati kembali tenang.
Sakitnya Dikhianati Mungkin Akan Sangat Membekas Dihati, Terlebih Bila Ia Adalah Orang Yang Kita Sayang
Siapa sih yang merasa tidak sakit, tidak merasa marah, kecewa, dan benci ketika dikhianati, maka pasti semua orang akan mengalami rasa pedih yang demikian.
Tetapi orang yang terus belajar ikhlas, maka tentu beberapa rasa yang telah disebutkan diatas tidak akan lama-lama bersemayam dihati, sehingga untuk memaafkan pun bukan lagi hal sulit.
Keinginan Untuk Membalas Sangatlah Wajar, Tapi Pastikan Kita Tidak Sebodoh Keinginan Kita
Dan tentu keinginan untuk membalas sangatlah wajar hadir dihati, karena kita sampai kapanpun tidak akan pernah bisa lepas dari ego.
Namun, kita sebagai hamba yang selalu ingin mengharap kasih sayang Allah, wajib memerangi rasa tersebut, bila tidak mau kita beneran bertingkah bodoh dan akan hina dihadapan Allah.
Biarlah Dia Bertemu Dengan Pembalasan Allah Sendiri, Cukupkan Saja Hati Dengan Ikhlas Dan Ikhlas
Lantas bagaimana dengan dia yang seenaknya menyakiti, mengkhianati, dan membohongi kita, haruskah kita biarkan dia begitu saja tanpa rasa bersalah?
Iya, biarkan saja dirinya dengan tanpa bersabar, sebab disaat kita terdzalimi maka Allah sungguh telah menyiapkan balasannya untuk dia. Maka, biarlah dia senang-senang dulu, lalu bertemu dengan karmanya.
Karena Dengan Ikhlas Kita Akan Percaya Bahwa Pembalasan Allah Pastilah Lebih Sempurna
Teruslah ikhlas, karena denagn ikhlas maka kita akan mudah percaya bahwa pembalasan Allah pastilah lebih sempurna.
Dan dengan kita yakin yang demikian, maka sibuk-sibuk untuk membenci, sibuk-sibuk untuk mendedaminya tidak akan pernah kita lakukan.
Dengan Ikhlas Pula Kita Akan Sadar Bawa Setiap Perbuatan Akan Kembali Pada Yang Berbuat. Maka Ikhlaslah!
Dan dengan ikhlas pula maka kita akan sadar bahwa setiap perbuatan akan kembali yang berbuat. Jadi, tidak perlu kita mengotori hati dengan terus-terusan membenci dan mendendaminya.
Karena nanti disaat Allah telah membalasanya, sungguh rasa sakit yang dirasakannya insyaallah akan lebih parah dari apa yang kita rasakan saat ini.