Merelakan Memang Sulit Dilakukan, Tapi Percayalah Dengannya Akan Mengurangi Sakitnya Kehilangan

Merelakan Memang Sulit Dilakukan, Tapi Percayalah Dengannya Akan Mengurangi Sakitnya Kehilangan

Setelah disakiti lalu ditinggal pergi, mungkin kisah yang demikian sudah tidak lagi asing mendarat ditelingamu, dan siappaun orangnya pada awalnya akan merasa sangat kesal dan kecewa.

Ada sebagian yang juga membenci dan mendendam, tapi apalah arti semua itu jika Allah telah dengan adilnya mencatat perbuatan dia yang menurutmu jahat.

Relakanlah, walau benar merelakan adalah hal yang sangat sulit dilakukan, tapi percayalah dengannya rasa sakit yang tadinya menderu di hati perlahan akan menghilang.

Sesulit Apapun Untuk Bisa Merelakan Tetaplah Belajar, Agar Hati Tak Terus-terusan Merasakan Sakit

Merelakan Memang Sulit Dilakukan, Tapi Percayalah Dengannya Akan Mengurangi Sakitnya Kehilangan
instagram.com/evidwisoekarno

Karena sesulit apapun untuk bisa merelakan kamu harus tetap belajar, mengapa? Ini demi dirimu sendiri, demi kelanjutan hidupmu dimasa depan, agar hatimu tak terus-terusan merasakan sakit yang sama.

Baca Juga :  Hanya Allah yang Tidak Pernah Meninggalkanmu, Walau Kamu Sendiri Kadang Berbuat Salah

Coba ingat, sudah berapa lama kejadian menyedihkan itu terjadi, dan kenapa maish terasa menyakitkan hati? Karena kamu memang belum bisa merelakan dan mengikhlaskannya.

Kenapa Hatimu Seringkali Sakit, Padahal Sudah Menjadi Kisah Usang? Karena Kamu Belum Bisa Mengikhlaskan

Merelakan Memang Sulit Dilakukan, Tapi Percayalah Dengannya Akan Mengurangi Sakitnya Kehilangan
instagram.com/evidwisoekarno

Lalu saat kamu bertanya kenapa hatimu seringkali merasa sakit, padahal sudah menjadi kenangan lapuk? Karena hatimu keras untuk bisa mengikhlaskannya.

Karena tentu saat kamu telah ikhlas, walau kamu masih mengingatnya dengan jelas segala perbuatannya, sungguh kamu tidak akan merasa terlukai lagi.

Kenapa Setiap Kali Mengingatnya Kamu Terasa Rapuh? Karena Kamu Belum Bisa Memaafkannya

Merelakan Memang Sulit Dilakukan, Tapi Percayalah Dengannya Akan Mengurangi Sakitnya Kehilangan
instagram.com/evidwisoekarno

Kenapa setiap kali mengingatnya kamu terasa rapuh? Karena belum juga bisa memaafkannya, maka cobalah maafkan segala kesalahan yang telah dia perbuat untukmu, agar hidupmu terasa tenang dan damai.

Baca Juga :  Tanpa Harta Orang Sulit Bahagia, Tetapi Harta Semata-Mata Bukan Jaminan Untuk Bahagia

Karena saat kamu belum bisa memaafkannya, maka tentu meski dia tidak menyakiti dengan mengingatnya saja kamu akan merasa tersakiti, dan disitulah penyebab hidupmu tak benar-benar bahagia walau telah jauh darinya.

Kenapa Setiap Kali Mengingatnya Dirimu Terasa Menyedihkan Dan Tidak Terima? Karena Kamu Tidak Percaya Keputusan Allah

Merelakan Memang Sulit Dilakukan, Tapi Percayalah Dengannya Akan Mengurangi Sakitnya Kehilangan
instagram.com/evidwisoekarno

Kenapa setiap kali mengingatnya dirimu terasa menyedihkan dan tidak terima, seakan-akan dia begitu kejam? Karena kamu masih belum percaya pada keputusan Allah, kamu belum percaya takdir sepenuhnya, dan kamu belum percaya bahwa inilah yang terbaik.

Coba saja kejadian buruk yang menimpa dimasa lalu sepenuhnya kamu kembalikan kepada Allah, maka untuk ikhlaspun kamu tidak akan sulit.

Baca Juga :  Percayalah, Mapan Saja Tidak Cukup, Butuh Diimbangi Pula Dengan Baiknya Agama dan Tanggung Jawab

Kamu akan selalu baik-baik saja meski senantiasa mengingatnya, dikala kamu mampu pasrah dan yakin kepada kebaikan Allah.

Cobalah Kamu Ikhlaskan, Maafkan, Lalu Relakan Maka Pasti Hidupmu Akan Kembali Tenang Seperti Dahulu Kala

Merelakan Memang Sulit Dilakukan, Tapi Percayalah Dengannya Akan Mengurangi Sakitnya Kehilangan
instagram.com/evidwisoekarno

Maka mulai dari sekarang, untukmu hati yang sering dihujam rasa sakit ketika mengingat masalalu, ikhlaskan, maafkan, lalu relakan segala yang terjadi dimasa lalu, karena dengan demikian ketenangan itu akan kembali menyapa hatimu.

Lepaskan segala sesal dengan terus belajar memaafkannya, maka sudah pasti hidupmu akan kembali tenang seperti dahulu kala, ketika kamu masih belum mengenalnya.