KABARPANDEGLANG.COM – Al-Khulafa’u ar-Rasyidμn artinya pemimpin yang diberikan petunjuk oleh Allah Swt. Al-Khulafa’u ar-Rasyidμn yaitu pengganti Rasulullah saw. Mereka berjumlah empat orang, yakni Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, ‘Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib.
Al-Khulafa’u ar-Rasyidun adalah pribadi-pribadi terbaik hasil didikan Rasulullah saw. Mereka memiliki sifat-sifat terpuji yang patut menjadi teladan umat Islam zaman sekarang.
Kesemuanya itu adalah orang-orang yang setia dengan Rasulullah saw, baik di saat susah maupun bahagia. Mereka memiliki adat mulia, alasannya adalah mereka selalu meneladani budbahasa Rasulullah saw.
A. ABU BAKAR AS-SIDDIQ : Bijaksana Dan Tegas
Abu Bakar As-Sidiq lahir pada tahun 573 M di Mekah. Abu Bakar diberi gelar oleh Rasulullah saw. “as-Siddq”, artinya yang benar. Abu Bakar as-Siddiq termasuk as-Sabiqμn al-awaalμn, yakni orang-orang yang pertama masuk Islam.
Abu Bakar as-Siddiq sudah memberi contoh yang baik. Ia selalu mengorbankan jiwa dan raganya hanya untuk kejayaan Islam. Pada periode Abu Bakar as-Siddiq menjadi Khalifah, acara yang populer yaitu:
- Memerangi orang-orang yang keluar dari Islam (murtad),
- Memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat,
- Memerangi orang-orang yang mengaku nabi (nabi palsu).
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 (21 Jumadil Akhir 13 H) di kota Madinah sebab sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di akrab Masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad SAW.
B. UMAR BIN KHATTHAB : Tegas dan Pemberani
Umar bin Khattb bin Nufail bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattb adalah Khalifah kedua sehabis Abu Bakar Siddiq.Umar dilahirkan di kota Mekah dari Bani Adi, ayahnya berjulukan Khatthab bin Nufail Al-Quraisy dan ibunya berjulukan Hantamah binti Hasyim.
Umar diberi nama julukan oleh Nabi, yaitu al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Umar bin Khatthab yakni orang yang sangat berani sehingga ia dijuluki “Singa padang pasir”. Ia keras terhadap musuh (kafir) dan penyelewengan iman, tetapi ia sangat lembut terhadap orang-orang Islam dan mereka yang baik. Ketika menjadi pemimpin, dia populer sangat adil, berpola hidup sederhana, cinta kepada rakyat dan selalu mendahulukan kepentingan orang banyak.
Kemajuan yang dicapai Umar bin Khatthab selama menjadi Khalifah kedua antara lain :
- Penataan manajemen pemerintahan antara lain : a. Pembagian wilayah kekuasaan kedalam beberapa “Propinsi”., b. Mengangkat Gubernur untuk beberapa propinsi tersebut., c. Mendirikan Baitul Mal (Perbendaharaan Negara), d. Membentuk dewan militer, dan e. Menggaji seluruh para pegawai Negara dan tentara .
- Membentuk forum “Yudikatif”/pengadilan dan mengangkat “Hakim” pada tiap wilayah/propinsi untuk mendampingi peran-tugas Gubernur
- Menetapkan “Kalender Islam Hijriyah” sebagai penanggalan resmi manajemen dan umat Islam, yang tahun pertamanya dimulai dari peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah, yang bertepatan dengan tahun 622 M. Kaprikornus tahun ke-1 H = 622 M.
- Membangun, merenovasi dan memperluas masjid, mencakup : a. Masjidil Haram di Makkah, b. Masjid Nabawi di Madinah. Pada kurun Nabi seluas 50 x 50 meter, menjadi 70 x 60 meter., c. Masjidil Aqsho di Jerusalem (Palestina), dan d. Masjid Amr bin Ash di Mesir.
- Memperluas tempat kekuasaan Islam, hingga menerobos daerah jajahan & kekuasaan kerajaan Romawi Byzantium (Siria, Libanon, Palestina, Mesir dan sekitar) dan kekaisaran Persia (Basrah, Irak, Iran, Uni Emirat Arab, dan sekitarnya).
Umar bin Khatthab wafat pada tahun 23 H / 644 M sesudah sakit akibat tikaman pisau belati beracun yang dihuncamkan oleh Fairus atau Abu Lu’lu’.. Jenazah Umar bin Khatthab dikuburkan di samping makam Rasulullah dan Abu Bakar didalam area Masjid Nabawi.
C. USMAN BIN ‘AFFAN : Baik Hati dan Dermawan
Usman bin ‘Affan menjadi khalifah ke-3 sehabis Umar bin Khatthab. Ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan pebisnis yang handal, namun sangat senang memberi. Ia dijuluki “Dzunnurain”, yang berarti “pemilik dua cahaya.” Julukan ini didapat sebab menikahi dua putri Rasullah, adalah Ruqayah dan Ummu Kulsum.
Kemajuan yang dicapai selama pemerintahan Usman bin Affan, antara lain :
- Memperluas Masjid Nabawi Madinah. Di kala Umar seluas 70 x 60 meter, diperluas menjadi 80 x 65 meter.
- Penyalinan dan penggandaan Mushaf Al-Qur’an sebanyak 5 eksemplar, dari Mushaf hasil kerja di kala Abu Bakar, oleh tim yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit, yang beranggotakan : Abdullah bin Zubair, Sa’id bin ‘Ash, dan Abdurrahman bin Haris. Hasil dari kerja Tim tersebut, yang 4 eksemplar Mushaf diikirim ke 4 propinsi : 1) Makkah, 2) Syria, 3) Basrah, 4) Kufah, dan 1 eksemplar disimpan di rumah Usman sendiri (Madinah).
- Membentuk Angkatan Laut pertama kali dalam Islam.
- Memperluas wilayah kekuasaan yang meliputi tempat Khurasan (Iran), Armenia, Tunisia (Afrika utara), dan Azerbaijan (Uni Soviet).
- Menumpas pemberontakan yang dipimpin oleh Konstantin (putra mahkota Raja Muqauqis di Mesir), dan oleh Kisra Yazdajird III (mantan kaisar Persia yang digulingkan tentara Islam di periode Umar bin Khatthab)
Usman bin Affan wafat dibunuh oleh pemberontak (bernama Al-Ghafiqi) dari Mesir, atas hasudan Abdullah bin Saba’. Ia wafat saat sedang membaca Al-Qur’an dan berpuasa, dalam usia 82 tahun.
D. ALI BIN ABI THALIB : Cerdas dan Tegas
Ali yang memiliki nama orisinil Haidar (artinya singa), merupakan orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan belum dewasa. Ia dilahirkan dari pasangan Abu Thalib bin Abdul Muthalib dan Fathimah binti Asad. Sejak kecil Ali sudah bersama dengan Nabi Muhammad saw.
Pada waktu peristiwa hijrahnya Nabi, Ali lah yang disuruh untuk tidur di kawasan tidurnya, untuk mengelabui para cowok kafir Quraisy. Ali kemudian diambil menantu oleh Nabi, dinikahkan dengan putri kesayangannya, Fatimah az-Zahrah.
Ali bin Abi Thalib yaitu seorang sahabat yang sangat cerdas sehingga Rasulullah saw menjulukinya “Babul ilmi. Ali bin Abi °±lib yakni salah seorang ilmuwan yang sangat cerdas. Rasulullah menyampaikan “Anaa madiinatul ilm wa aliyu babuha” (Saya yaitu kota ilmu dan Ali yakni pintu gerbangnya).
Ali terkena sabetan pedang Abdurrahman bin Muljam tanggal 17 Ramadhan tahun 40 H/660 M pada ketika ia sedang memanggil (adzan) orang-orang shalat Subuh. Dua hari kemudian, Ali wafat pada malam 21 bulan rahmat 40 Hijriah.
Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!