Pasangan paling bahagia itu adalah yang menyadari bahwa “bahagia” bukan tujuan hidup, melainkan cara hidup. Karena dengan berpikir bahwa bahagia adalah cara hidup.
Tentu saat tak bahagiapun atau dirundung kesedihan, tentu hati tidak akan pernah mudah menggerutu ataupun merasa menyesal telah memilihnya.
Pernikahan Yang Romantis Itu Bukan Berarti Yang Terus Menerus Mesra Sampai Menua, Tapi Yang Senantiasa Bijak Memaknai Kebersamaan
Karena pernikahan yang romantis itu bukan berarti yang terus menerus mesra sampai menua, tapi yang senantiasa bijak memaknai kebersamaan. Dan bisa jadi yang paling banyak marahannya.
Yang dikit-dikit ngomel, dikit-dikit marah. Hal yang kecil di besar-besarin, hal besar apalagi.
Tapi keduanya segera menyadari bahwa keadaan itu tak boleh dibiarkan berkepanjangan, hingga akhirnya tak ada pilihan selain saling mengerti, saling merajuk kemudian saling lempar senyuman.
Pernikahan Yang Langgeng Itu Bukan Yang Kebersamaannya Tak Pernah Terusik Dengan Masalah. Bisa Jadi Yang Paling Besar Masalahnya, Tapi Mereka Pandai Saling Ikhlas
Pernikahan yang terus langgeng sampai tua, atau samapi memisahkan itu bukan yang kebersamaannya tidak pernah terusik dengan adanya masalah.
Bisa jadi yang demikian yang paling besar masalahnya, tapi mereka pandai saling ikhlas.
Rumah Tangga Yang Paling Damai Itu Bukan Berarti Tak Pernah Ada Keretakan Didalamnya, Bisa Jadi Yang Paling Besar Cobaannya, Tapi Mereka Bersabar
Rumah tangga yang paling damai itu bukan berarti tak pernah ada keretakan didalamnya, bisa jadi yang paling besar badai cobaannya, yang paling banyak masalahnya dan banyak juga salah fahamnya, tapi mereka bersabar.
Keduanya pandai menyikapi, sehingga saat keretakan terjadi, mereka berusaha menambalnya dengan solusi, saling introspeksi, sampai yang retak berhasil diperbaiki.
Keluarga Yang Paling Bahagia Itu Bukan Berarti Yang Segalanya Ada. Bisa Jadi Yang Paling Banyak Kekurangannya, Tapi Mereka Pandai Mensyukuri Yang Ada
Keluarga yang paling bahagia itu bukan berarti yang segalanya ada. Bisa jadi yang paling banyak kekurangannya, kurang perabotan rumah, kurang uang bulanan, bahkan tak jarang kekurangan waktu untuk bersama.
Tapi keduanya menginsyafi segera. Bahwa yang lebih penting dari itu semua adalah bagaimana mensyukurinya, saat masa itu sudah bisa dilewati maka yang sederhana terasa istimewa dan yang biasa menjadi indah saat dirasa.
Pernikahan Bahagia Itu Adalah Yang Selalu Menyadari Bahwa Bahagia Butuh Diperjuangin, Disabar-sabarin, dan Dipertanggung Jawabkan Bersama
Karena pernikahan bahagia itu adalah apabila keduanya selalu menyadari bahawa bahagia butuh diperjuangin, disabar-sabarin, dan dipertanggung jawabkan bersama.
Jadi, sadarilah dengan bijak bahwa hidup bahagia itu bukan suatu tujuan hidup, melainkan cara hidup.
Karena dengan demikian kita akan selalu sennatiasa bijak untuk mencari jalan memperoleh kebahagiaan disaat takdir-Nya tak sesuai dengan harap.