Sabar Itu Ilmu Tingkat Tinggi, Belajarnya Tiap Hari, Latihannya Tiap Saat, Tapi Ujiannya Selalu Mendadak

Sabar Itu Ilmu Tingkat Tinggi, Belajarnya Tiap Hari, Latihannya Tiap Saat, Tapi Ujiannya Selalu Mendadak

Sabar itu adalah ilmu tingkat tinggi, yang belajarnya harus tiap hari, dan latihannyapun harus setiap saat, tetapi ujiannya selalu mendadak, benar tidak? Iya, semuanya pasti akan menjawab iya, sebab tak ada yang tahu bagaimana takdir kita dari detik kedetik, dari menit kemenit, dan dari hari kehari.

Semua yang kita alami diluar kendali kita, meski terkadang direncanakan matang, namun Allah tak berkenan untuk menetapkannya kepada kita, dan apakah Allah tak peduli terhadap kita.

Sebab tak mengindahkan yang kita inginkan? Tentulah tidak, sebab Allah maha tahu apa yang kita butuhkan, Ia tahu apa-apa yang menjadikan kita baik, maka dari itu Ia ajarkan kita untuk bersabar terhadap yang ditakdirkan-Nya, dan disitulah kita akan faham makna ujian dari-Nya.

Baca Juga :  5 Hal yang Menghalangi Anda Menjadi Seorang Pebisnis

Ikhlaslah Sebanyak Mungkin, Dan Memaafkanlah Sesering Mungkin, Karena Melatih Sabar Itu Harus Dengan Alternatif Ikhlas Dan Memaafkan

Sabar Itu Ilmu Tingkat Tinggi, Belajarnya Tiap Hari, Latihannya Tiap Saat, Tapi Ujiannya Selalu Mendadak
ayisah.com

Ikhlaslah sebanyak mungkin, dan memaafkanlah sesering mungkin, karena melatih sabar itu harus dengan alternatif ikhlas dan memaafkan.

Sebab dengan kedua sifat tersebutlah kita akan menjadi peribadi yang selalu bersabar, dan dengan kedua sifat itu pula hati kita akan selalu merasa damai dengan ketentuan-Nya, apapun yang terjadi.

Seseorang Tidak Akan Tahu Caranya Bersabar, Jika Ia Tidak Tahu Caranya Bagaimana Melatih Hati Untuk Bisa Ikhlas

Sabar Itu Ilmu Tingkat Tinggi, Belajarnya Tiap Hari, Latihannya Tiap Saat, Tapi Ujiannya Selalu Mendadak
verona-collection.com

Seseorang tidak akan tahu caranya bersabar, jika ia tidak tahu caranya bagaimana melatih hati untuk bisa ikhlas, karena apabila hati sudah terbiasa dengan keikhlasan.

Maka keadaan hati akan selalu terasa lapang, sehingga saat terjadi sesuatu yang tidak meng-enakkan sekalipun hati akan tetap tenang dan takkan mengeluh.

Baca Juga :  Tenang Ya, Ada Allah Bersamamu, Maka Percayalah Semua yang Membebanimu Akan Segera Sirna

Seseorang Tidak Akan Tahu Bahwa Sabar Itu Indah, Jika Ia Tidak Tahu Caranya Melunakkan Hati Untuk Selalu Memberi Maaf

Sabar Itu Ilmu Tingkat Tinggi, Belajarnya Tiap Hari, Latihannya Tiap Saat, Tapi Ujiannya Selalu Mendadak
littleblackhijab.com

Seseorang tidak akan tahu bahwa sabar itu indah, jika ia tidak tahu caranya melunakkan hati untuk sealalu memberi maaf, sebab hati akan selalu legowo jika hati dalam keadaan tenang, tidak ada kebencian yang menyelinap, dan tidak menyimpan dendam.

Maka dari itu jika ingin melatih sabar koreksilah hati sesering mungkin, agar berlatihnya bisa dengan mudah.

Lelah? Iya Melatih Sabar Memang Melelahkan, Tetapi Akan Indah Jika Kita Selalu Dengan “LILLAH”

Sabar Itu Ilmu Tingkat Tinggi, Belajarnya Tiap Hari, Latihannya Tiap Saat, Tapi Ujiannya Selalu Mendadak
verona-collection.com

Lelah? Iya melatih sabar memang melelahkan, tetapi akan indah jika kita selalu dengan lillah, karena bila setiap keadaan yang hadir dalam kehidupan kita selalu kita arahkan kepada kebaikan Allah, hati selalu menyadari bahwa segala ketentuan-Nya adalah yang terbaik, maka lelah itu tak mungkin kita suarakan dalam mengeluh.

Baca Juga :  Nggak Apa-apa Mereka ke Kamu Nggak Baik dan Jahat, Asal Kamu Tetap Baik

Menyakitkan? Iya Bersabar Memang Menyakitkan, Sebab Semudah-mudahnya Melatih Sabar Harus Bertahan Lelah Dan Sakit

Sabar Itu Ilmu Tingkat Tinggi, Belajarnya Tiap Hari, Latihannya Tiap Saat, Tapi Ujiannya Selalu Mendadak
chibepoosham.com

Menyakitkan? Iya bersabar memang menyakitkan, sebab semudah-mudahnya melatih sabar harus bertahan lelah dan sakit, sebab memang tak ada yang namanya sabar yang tak menyakitkan hati.

Sebab itulah mengapa dikatakan sabar adalah ilmu tingkat tinggi, karena memang belajarnya memang sangat melelahkan, sebab dikala sudah berlatih kita harus berjuang melawan sesak dan sakit, hingga akhirnya tak mengeluh dan menerima dengan lapang.