Sebaik-baiknya seorang istri adalah dia yang paling taat pada suaminya, bukanlah seorang istri yang sibuk dengan kesuksesan karirnya hingga lupa pada tanggung jawabnya untuk patuh pada suaminya.
Dan sebaik-baiknya seorang suami adalah dia yang paling lembut dalam memperlakukan istrinya. Bukan bergantung dari seberapa besar pengetahuan agamanya, melainkan bagainana dia memperlakukan istrinya.
Sebaik-Baiknya Istri Adalah Yang Taat Pada Suaminya, Tidak Harus Tinggi Ilmu Agamanya
Sebaik-baiknya seorang istri adalah yang paling taat pada suaminya, tidak melawan bila dinasehati, tidak marah jika diperingati dan nurut bila diajak untuk melakukan hal-hal kebaikan.
Menjadi sebaik-baiknya.seorang istri tidak harus tinggi tingkat pendidikannya, tidak harus tau banyak tentang ilmu agama, atau bahkan harus menjadi seorang ustadzah.
Meski kamu wanita biasa, tak banyak pengetahuan agamamu dan tidak tinggi pendidikanmu, kamu masih bisa menjadi istri yang baik hanya dengan mematuhi dan melayani suamimu dengan baik.
Sebaik-Baiknya Suami Adalah Yang Paling Lembut Dalam Memperlakukan Istrinya, Tidak Harus Paling Banyak Ilmu Agamanya
Sebaik-baiknya seorang suami juga tidak harus banyak ilmu agamanya, tidak harus yang kaya, berpangkat dan berpendidikan tinggi.
Meski kamu termasuk orang yang biasa-biasa kamu tetap bisa menjadi suami yang baik, caranya perlakukan istrimu dengan sebaik-baiknya cara, menegur jangan memarahi bila salah, peringati namun jangan membentak.
Karena Menjadi Sebaik-Baiknya Seorang Istri Atau Suami Tidak Diukur Dari Pendidikan Tapi Perlakuan
Semua orang bisa menjadi sebaik-baiknya istri atau suami dihadapan Allah tanpa harus berpendidikan tinggi atau banyak memiliki pengetahuan agama atau kaya raya.
Karen syarat menjadi suami atau istri yang baik tidak ditentukan dari seberapa tinggi pengetahuan agamanya melainkan diukur dari bagai mana memperlakukan pasangannya.
Agamapun memerintahkan laki-laki untuk memperlakukan istrinya dengan sebaik-baiknya cara dan wanita dianjurkan untuk patuh pada suaminya kecuali dalam kemaksiyatan.
Karena Yang Berpengetahun Tinggi Belum Tentu Bisa Memperlakukan Istrinya Dengan Baik
Tidak semua lelaki yang berpendidikan tinggi dan luas ilmu agamanya mampu memperlajukan istrinya dengan baik, meski kebanyakan bisa. Terkadang yang berpengetahuan tinggi malah meremehkan istrinya karena latar belakang pendidikannya.
Dan tidak semua wanita yang bependidikan tinggi mampu jadi istri yang baik sebab ia tak dapat patuh pada suaminya karena sibuk dengan karirnya atau karena pendidikannya lebih tinggi.
Dan Yang Tidak Bependidikan Tinggi Belum Tentu Tidak Bisa Memperlakukan Istrinya Dengan Baik
Meski tak memiliki pendidikan tinggi seorang wanita bisa menjadi sebaik-baiknya seorang istri karena kepatuhannya. Begitu juga seorang lelaki, meski pendidikannya tidak tinggi masih bisa menjadi sebaik-baiknya seorang suami karena bisa memperlakukan istrinya.
Karena Menjadi Sebaik-Baiknya Seorang Suami Atau Istri Tidak Berdasarkan Pendidikan Tapi Perlakuan
Semua orang bisa menjadi istri atau suami yang baik tanpa harus berpendidikan tinggi atau tidak berbegron ustad atau ustadzah atau tidak luas pengetahuan agamanya. Karena sebaik-baiknya seorang istri atau suami tidak diukur dari pendidikannya melainkan dari ilmu pengetahuan agamanya.