Semua Wanita Pasti Inginnya Masuk Syurga, Tapi Tidak Dengan Cara Dipoligami

Semua Wanita Pasti Inginnya Masuk Syurga, Tapi Tidak Dengan Cara Dipoligami

Siapasih yang tidak ingin masuk syurga? Semua wanita pasti menginginkannya kecuali wanita yang terlalu cinta pada dunia. Mereka ingin masuk syurga namun inginnya tidak dengan cara dipoligami.

Sebab dipoligami itu bukanlah sesuatu yang mudah namun sudah pasti sesuatu yang menyakitkan bagi wanita yang menjadi istri pertama dari suaminya, tapi tidak menyakitkan bagi perempuan yang menjadi istri kedua.

Selama Ini Kebanyakan Orang Meyakini Bahwa Istri Yang Mau Dipoligami Dijamin Masuk Surga

Semua Wanita Pasti Inginnya Masuk Syurga, Tapi Tidak Dengan Cara Dipoligami
dailymotion.com

Selama ini UNGKAPAN “poligami itu sunah” sering digunakan sebagai pembenaran poligami. Selain itu laki-laki yang ingin berpoligami dengan lantang mengatakan bahwa seorang istri yang mau dimadu bakalan mendapatkan pahala syurga.

Bukannya tidak percaya pada janji Allah hanya saja, meragui apakah niat untuk poligami sudah sesuai yang dianjurkan Allah.

Baca Juga :  Percayalah, Anggunmu Karena Akhlaq dan Perilakumu Akan Lebih Indah Dari Sekedar yang Menempel Pada Dirimu

Padahal Jika Mereka Benar-Benar Mencintai Istrinya Dan Ingin Membuat Istrinya Masuk Syurga, Bisa Tidak Dengan Cara Berpoligami Tapi Dengan Ketaatan

Semua Wanita Pasti Inginnya Masuk Syurga, Tapi Tidak Dengan Cara Dipoligami
Backstage.my

Padahal jika mereka benar-benar mencintai istrinya, benar-benar ingin membuat istrinya masuk syurga, banyak cara yang biasa dilakukannya, misalnya dengan didiklah istrinya dalam ketaan pada Allah dan dirinya, maka insya Allah dia sudah bisa membawa istrinya ke syurga.

Suami yang benar-benar mencintai istrinya bisa merasakan bahwa berbagi hati itu menyakitkan dan sulit bahkan hampir tidak mungkin untuk dilakukan oleh setiap wanita.

Bukankah Melahirkan, Merawat Anak Patuh Pada Suami, Sholat Dan Puasa Juga Akan Diganjar Dengan Syurga? Kenapa Harus Dengan Poligami?

Semua Wanita Pasti Inginnya Masuk Syurga, Tapi Tidak Dengan Cara Dipoligami
id.bookmyshow.com

Bukankah menjalankan peran sebagai seorang istri, mulai melayani suami, mengandung, melahirkan, menyusia, membesarkan, mendidik anak dalam ketaatan juga berpahala syurga bagi mereka, mengapa harus dipoligami?

Baca Juga :  Lapangkan Hatimu, Karena Hati yang Lapang Tidak Akan Punya Ruang Untuk Dendam

Menjalankan peran sebagai seorang istri bagi suami dan ibu bagi anak-anaknya sendiri sudah melelahkan, mengapa masih ingin menyakiti dan membebani engan cara berpoligami?

Setiap Wanita Berhak Menolak Dipoligami Dan Tidak Berdosa Bagi Mereka Jika Menolaknya. Bukan Tidak Percaya Pada Sunnah Rosul Tapi Tidak Percaya Pada Niat Suami

Semua Wanita Pasti Inginnya Masuk Syurga, Tapi Tidak Dengan Cara Dipoligami
id.bookmyshow.com

Setiap wanita berhak menolak dipoligami dan tidak menjadi berdosa, kafir dan tidak taat pada suami ketika mereka menolak untuk dipoligami. Bukannya tidak percaya pada ayat Alquran, pada sunnah nabi, hanya saja tidak percaya pada niatan suami yang ingin menikah lagi.

Sebab yang mau dijadikan madu bukannya janda tua melainkan perawan muda, bukan karena alasan tidak punya anak, bukan pula karena alasan sosial lainnya, seperti yang dicontohkan nabi.

Baca Juga :  Jangan Memilih Pria yang Lebih Baik, Tapi Pilihlah yang Mampu Membuatmu Menjadi Lebih Baik

Bukan Hanya Sakitnya Berbagi Hati Mengapa Menolak Dipoligami, Tapi Lebih Memilih Menjaga Perasaan Anak-Anak

Semua Wanita Pasti Inginnya Masuk Syurga, Tapi Tidak Dengan Cara Dipoligami
hiveminer.com

Kebanyakan perempuan yang menolak dipoligami utamanya memang mementingkan perasaan mereka, bahwa berpoligami itu menyakiti mereka, namun mereka turut memikirkan perasaan anak-anaknya yang juga pasti akan ikut mendapatkan imbasnya.

Masa depan mereka dan utamanya sikologis mereka, kau pasti tidak pernah membayangkan jika anakmu yang masih belum bisa berpikir layak dirimu diejek, dibully ayahnya menikah lagi, ayahnya tidak setia, ibumu ditinggal nikah lagi ayahnya. Pikirkan anak-anakmu yang masih belum bisa berpikir maapan ditanya hal demikian.