Wahai hati yang tengah terluka oleh pedihnya cinta yang tak mendapat restu Ilahi, jangan membodohi diri dengan terus berlarut-larut dalam rasa sakitmu.
Berhentilah bersifat lemah, jangan menangisi sesuatu hal yang tak pantas kamu tangisi. Bila menurtmu ia telah terlalu kejam meninggalkanmu, maka kamu harusnya lebih bersabar untuk tetap kuat sembari menunggu ganti yang lebih baik darinya.
Untuk Apa Kamu Menangis, Seolah Ia Yang Menyakitkan Itu Adalah Segalanya Yang Harus Kamu Tangisi
Lagipula untuk apa kamu menangis, sebab semua itu hanya buang-buang waktu. Toh dia yang kamu tangisi tidak akan pula kembali padamu, maka berhentilah berpikir bahwa dia yang menyakitimu seolah-olah adalah segalanya yang harus kamu tangisi.
Kalau Ia Saja Tak Mau Bertanggung Jawab Atas Hati Yang Sudah Terlanjur Tersakiti, Maka Ia Tak Pantas Untuk Kamu Tangisi
Sadarlah, kalau ia saja tidak mau bertanggung jawab atas hati yang sudah terlanjur tersakiti, maka artinya dia tidak pantas kamu tangisi. Dan sadarlah pula, dia tidak Allah persembahkan untukmu maka jangan memaksakan kehendak Allah dengan kesedihan yang tiada henti.
Tetapi berdoalah kepada Allah agar rasa sakit yang kamu rasakan selama ini sebanding dengan dengan kebaikan yang akan Allah persembahkan kepadamu sebagai gantinya nanti.
Bila Harus Ada Yang Ditangisi Seharusnya Adalah Dirimu Sendiri, Yang Justru Larut Dalam Kenangan Cinta Yang Tak Pasti Hingga Akhirnya Sakit Hati
Bila harus ada yang ditangisi seharusnya adalah dirimu sendiri, yang justru larut dalam kenanagan cinta yang tak pasti, hingga akhirnya sakit hati tiada henti.
Ingat, yang memang bukan terbaik untukmu maka Allah tidak akan mentakdirkannya, walau sekeras apapun usaha yang telah kamu kerahkan untuk mendapatkannya. Maka bersabarlah!
Bila Harus Menangis, Tangisilah Ayahmu Yang Karena Ulahmu Ia Juga Terseret Pada Dosa Yang Sama Sekali Tidak Ia Lakukan
Bila harus menangis, maka tangisilah saja ayahmu yang karena ulahmu ia juga telah terseret pada dosa yang sama sekali tidak ia lakukan. Karena dosa yang kamu peroleh dimasa pacaranmu dulu juga berimbas pada ayahmu, sebab ayahmu masih bertanggung jawab penuh kepadamu. Na’udzubillah
Dan Bila Tetap Bagimu Untuk Menangis, Maka Menangislah Karena Allah, Sebab Selama Ini Kamu Telah Tak Mendengarkan Aturan-Nya
Dan bila memang masih tetap bagimu untuk menangis, maka menangislah karena Allah, menyesallah dengan bijak, sebab selama ini kamu telah terlanjur tak mendengarkan aturan-Nya dengan sangat mudahnya, hanya karena cinta yang belum pasti.