Warga Besar Hati Lokasi Galian Pasir Di Cimarga Ditutup, Ini Alasannya

Default Social Share Image

LEBAK – Warga mayarakat di tiga Desa, adalah Desa Mekarjaya, Desa Karyajaya dan Desa Intenjaya menyambut gembira penutupan lokasi galian pasir yang berlokasi di Desa Intenjaya, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten.

Pasalnya, sehabis galian pasir di tutup alias tidak beroperasi, tentunya menciptakan masyarakat di tiga desa tersebut senang, sebab menurut mereka akhir acara galian pasir jalan menjadi rusak dan limbahnya menghancurkan lahan persawahan.

“Lokasi galian pasir ditutup, dikarenakan ada sengketa dengan yang punya lahan ialah bos coan beliau memohon kepada kepala desa, Kapolsek, Danramil dan Camat, sebelum ada titik temu masalah lahan antara bos coan dengan bos galian pasir, jadi mengambil inisiatif sama pak Martin untuk menutup dulu galian pasir tersebut,” kata Saleh Kepala Desa (Kades) Mekarjaya, kepada media, Minggu (27/12/2020).

Baca Juga :  Wagub Banten Dorong Karang Taruna Berdayakan Ekonomi Wilayah

Dijelaskannya, untuk langkah selanjutnya pihaknya serahkan terhadap yang punya lahan tersebut.

“Sementara untuk dibuka kembali mesti ada win-win solusionnya sama pak Martin dengan pihak galian pasir,” ujar Saleh.

“Tetapi, dengan adanya penutupan galian pasir ini bagi masyarakat kami merasa senang, alasannya tahu sendiri akibat galian pasir jalan jadi rusak, ditambah efek limbahnya sangat hebat merugikan petani-petani didesa, Jadi penduduk bersyukur sekali dengan penutupan galian pasir ini,” tambahnya.

Saleh mengatakan, selanjutnya untuk permasalahan sengketa lahan itu terserah usahawan usahawan, kepala desa tidak terlalu ikut campur apalagi untuk hal-hal yang tidak diharapkan.

“Itu kan ada proses hukumnya yang tetap berlangsung, hanya saja bagi kami, tolong amati jalan raya Gununganteun ini yang kondisinya sangat rusak sebab galian pasir dengan mobil kendaraan beroda empat dump truknya itu,” imbuhnya.

Baca Juga :  Takdir Kadang Begitu Kejam, Ia Tak Selalu Menyatukan yang Ingin Bersatu. Tapi Darinya Kita Belajar Sabar

Tarmidi, seorang warga setempat menuturkan, sebetulnya tidak terima adanya galian pasir ini, tetapi apa daya kata dia, hanya memohon dan meminta terhadap Ibu Bupati untuk mengamati jalan Gununganteun.

“Kapan jalan gununganteun ini dibangunnya, sebab masyarakat telah tidak ada ketentraman saat ada kegiatan apapun karena jalannya hancur oleh galian pasir,” keluhnya. (Red)