PANDEGLANG, – Pembangunan jembatan gantung yang pertama bagi masyarakat Desa Batu Hideung Kec. Cimanggu Kab. Pandeglang yang menghubungkan kampung Ciraden dan Kampung Cikeyeup saat ini sedang di berdiri oleh LAZ Harfa dan YBM BRI. Pembangunan jembatan diatasi selama 7 hari lamanya dan dibangun di atas sungai Cipatujah dengan panjang lebih dari 80 meter.
Sebelum ada jembatan, setiap harinya masyarakat Desa Batu Hideung Kec. Cimanggu Kab. Pandeglang lebih menentukan menyeberangi sungai Cipatujah, hal ini seolah telah lazimbagi mereka. Menyeberang sungai yang lebar dengan arus yang deras apalagi tanpa sebuah pengaman satu pun tentu sangatlah bahaya terlebih bila bawah umur yang akan berangkat sekolah.
Persoalan pun bertambah tak masa dimusim hujan seperti ini, air sungai kadang kala tiba-tiba naik dan membuat arus makin deras sampai meluap ke sekitar dataran sungai. Bagi masyarakat yang mau ke kebun umumnya menunggu air surut dan bagi mereka yang akan kembali kerumah, menentukan menunggu beberapa jam lamanya atau kemungkinan terburuknya mereka bermalam. Selain tak ada penerangan yang cukup menyeberangi sungai besar dikegelapan malam ialah bukan pilihan yang bagus bagi mereka.
Berbagai upaya dikerjakan mirip membuat getek untuk menyeberangi sungai, beberpa bulan berlangsung sampan kembali rusak dan tak mampu bertahan usang belum lagi butuh seseorang yang dapat mengendalikan rakit untuk sampai ke seberang. Jika tidak ada orang yang bisa membawa sampan itu, masyarakat pun tak mau asal-asal menggunakannya apalagi bila air sedang meluap.
Direktur Utama LAZ Harapan Dhuafa, Indah Prihanande bareng Manajer YBM BRI Kanwil Jakarta, Fikriyan Dinata meletakan kerikil pertama pembangunan jembatan gantung di kampung Ciraden Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang, Jum’at (05/02). Pembangunan Jembatan ini dijalankan setelah keduanya mendengar impian masyarakat Ciraden yang telah usang menantikan adanya pembangunan jembatan penyeberangan pasalnya sungai tersebut ialah salah satu jalan masuk penting bagi perekonomian warga.
“Semoga dengan jembatan yang hendak dibangun ini warga tidak lagi mesti menginap di kebun sebab tidak bisa pulang menyebrang sungai yang disebabkan air pasang,” ucap Indah.
Pembangunan jembatan menerima dukungan dari masyarakat sekitar. Para warga ikut serta dalam pembangunan jembatan, tampaksejumlah bapak-bapak menolong sedangkan sejumlah ibu-ibu nampak berbaris membelah sungai untuk mengambil pasir dari seberang sungai.
“Sejak pembangunan pertama hingga tamat, penduduk terus berdatangan setiap harinya mereka memiliki gagasan untuk menyambut dan turut terlibat bergotong royong dengan bahagia hati membantu tim di lapangan saat membangun jembatan pertama di wilayahnya,” pungkasnya. (Red)