KABARPANDEGLANG.COM – Meronce adalah menata dengan pertolongan mengikat komponen tadi dengan utas atu tali. Dengan teknik ikatan seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama di bandingkan dengan benda yang ditata tanpa ikatan. Meronce haruslah dengan memperhatikan bentuk, warna, dan ukuran.
Sedangkan kata merangkai sama dengan menyusun, adalah menata, menumpuk, menyejajarkan, menyusun benda-benda atau pernik tanpa ataupun menggunakan teknik ikatan. Misalnya : menyusun lauk di atas piring, berarti menata dan menyejajarkan lauk dan nasi, serta memperkirakan posisi sayur dan pendamping lainnnya.
Meronce mampu dilakukan dengan ikatan atau simpul tali dan dengan ikatan gaya anyaman. Susunan tali yang mempunyai nada dan irama, alasannya adalah simpul sebenarnya dapat dilakukan sekaligus 3 ikatan dalam satu ikatan.
Contoh simpul tali dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari ialah tali yang di rangkai dengan baik dengan menggunakan teknik akhir mati ( yaitu tali simpul yang sulit diuraikan sesudah disimpulkan) maupun simpul hidup yang mudah dibuka.
Roncean dengan simpul disebut dengan macramé kata yang diambil dari bahasa jepang berati menalikan. Meronce dengan ikatan gaya anyam yaitu teknik anyaman. yang sama dengan teknik macramé, namun tidak dimatikan.
A. Bahan Meronce
Ada beragam materi yang mampu dibuat benda hias dengan teknik meronce. Namun kesesuaian fungsi, kekuatan dan keindahan setiap bahan berbeda-beda. Pada dasarnya materi roncean dapat dibedakan menjadi dua macam yakni materi yang diperoleh dari alam dan bahan bahan buatan.
1. Bahan Alam
Ada beragam materi alam yang dapat dibuat hiasan dengan teknik meronce. Bahan-bahan yang berasal dari alam biasanya keras, misalnya biji-bijian, dan kulit kerang.
Bijia-bijian yang mampu dipakai sebagai bahan roncean sangat beragam. Biasanya biji-bijian tersebut memiliki kulit keras dan berwarna mengkilap. Beberapa biji-bijian yang mampu digunakan antara lain biji srikaya, biji kapuk, biji jarak, biji kepuh, biji jali, dan biji sawo.
Roncean dari biji-bijian mampu digunakan sebagai suplemen atau aksesoris lainnya, mirip payet dalam busana.Rancean dari kertas berwarna-warni mampu digunakan sebagai hiasan pada jendela rumah.
Roncean dari bunga melati mampu dipakai untuk perlengkapan pada aksesoris pengantin atau dalam penyambutan tamu. Roncean dari cangkang kerang /siput dapat dipakai untuk membuat tirai pintu atau jendela.
2. Bahan Buatan
Bahan buatan biasanya adalah materi hasil olahan yang diproduksi dari pabrik dan gampang didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan, seperti mote-mote atau manik – manik yang terbuat dari plastik, beling dan logam. Bahan-materi ini umumnya lebih infinit ketimbang materi alami dari biji-bijian.
Bentuk materi rangkaian bervariasi, mulai dari bahan yang teratur yaitu: kubus, bundar, kerucut, maupun trapesium. Bentuk ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu bentuk materi beraturan dan bentuk bahan tidak beraturan.
Bentuk materi beraturan misalnya adalah kerucut, trapesium, lengkung tipis, lengkung tebal, dll. Bentuk bahan tidak beraturan contohnya yakni bunga, buah, ranting pohon.
B. Aspek Tujuan dan Fungsi Pembuatan
Karya kerajinan mirip merangkai dan meronce mempunyai tujuan yang berbeda dengan melukis dan menggambar. Aspek ini yang menentukan bentuk tamat, misalnya: saat akan menciptakan roncean gelang manik-manik, seorang anak yang lalu membuatnya tidak diikatkan satu diantaranya sehingga mirip untaian bebas, maka tidak mampu dikatakan sebagai roncean. Dilihat dari konsep umumnya merangkai dan meronce mempunyai tujuan:
a. Permainan
Merangkai maupun meronce dapat berfungsi untuk alat bermain anak, benda-benda yang akan dirangkai tidak di tujukan untuk kebutuhan tertentu melainkan untuk melatih memperoleh kepuasan rasa dan memahami keindahan.
Seorang guru mampu meminta anak didiknya untuk membawa bekal kuliner secukupnya, anak diminta untuk menata makanannya didalam piring plastik yang sudah disiapkan oleh guru. Maka dengan meminta menata, sekaligus anak terlibat dalam bermain.
b. Kreasi dengan komposisi
Kemungkinan benda atau komponen lain mampu diminta oleh guru kepada anak untuk menyusun ala kadarnya. Benda-benda tersebut dikumpulkan dari lingkungan sekitar, mirip: papan bekas, kotak sabun atau yang lain yang dibayanngkan dapat menjadi bangunan megah.
Anak sengaja hanya bermain khayalan saja, sehingga tujuan bermain ini untuk melatih khayalan atau bayangan anak tentangkonstruksi suatu bangunan. Secara garis besar manfaat penataan ini yaitu;
- Melatih imajinasi melalui bentuk dan konstruksi bentuk dan materi.
- Melatih ketelitian melalui kecermatan merangkai serta menyusun benda-benda tersebut.
- Melatih keajegan atau irama melalui urutan, tingkatan, serta kedudukan masing-masing benda terhadap benda yang lain,
- Melatih rasa kebersamaan, jika merangkai secara bersama-sama,
- Ekspresi atau mengutarakan pendapat melalui pengandaian bentuk untuk menyatakan keinginannya terhadap benda yang diminta.
Kegiatan bermain bagi anak bahwasanya merupakan latihan untuk mengenal benda serta sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya melalui peniruan.
c. Gubahan atau inovasi
Merangkai dan meronce dapat ditujukan untuk melatih kreativitas, yaitu dengan cara mengubah fungsi usang menjadi fungsi baru. Seni merangkai ini lebih cendrung dikatakan sebagai seni bentuk dengan teknik merangkai dan meronce.
C. Aspek Keindahan
Aspek keindahan dari merangkai dan meronce terletak pada cara menyusun benda-benda sebagai komponen rangkaian dapat menarik perhatian. Penataan ini menggunakan prinsip penyusunan mirip pada membentuk dan melukis, sebagai berikut.
- Kesatuan, ialah prinsip menyusun yang bertujuan agar susunan tersebut menarik.
- Keseimbangan dengan memperhatikan masing-masing ukuran, bentuk serta pengikatnya, apakah berupa garis, warna pengikat serta yang lain.
- Irama yaitu penyusun yang memperhatikan ukuran benda, besar kecil yang tersusun mirip irama music dengan rumus: 1) a-b-a-b-a-b dst atau 2) a-b-b-b-a yang dapat disusun berirama ialah warna, contohnya dengan warna panas dan dingin atau gelap-terang.
Aspek keindahan dapat diajarkan secara pribadi dengan berlatih, untuk itu guru senantiasa bisa memotivasi dengan beberapa ajuan. Pemberian acuan diharapkan untuk mengasah pengamatan serta rasa. Seorang guru saat akan member teladan perlu mengklasifikasi:
- apakah anak telah mempunyai konsep penataan
- jikalau sudah, guru melanjutkan dengan beberapa pertanyaan wacana konsep tersebut
- kalau anak belum mempunyai konsep penciptaan,guru dapat memancingnya dengan pertanyaan, wacana gagasan apa yang akan di tuangkan dalam rangkaian tersebut.
3. Aspek Kerajinan dan Ketekunan
Aspek kerajinan mencakup kemampuan mengamati bentuk menurut kegunaannya, menurut tujuan penelitian dan penciptaan. Aspek kerajinan menuntut ketelitian yakni usaha member pembinaan, menyusun, menata rangkaian yang sesuai dengan rancangan susunannya tidak mudah rusak.
Ketelitian yang di maksud yaitu cermat dalam menentukan bahan dan memilih bentuk yang akan di susun secara konseptual, serta ketelitian dalam menyelesaikan tugasnya:
- Tidak gampang rusak
- Warna dan bentuknya sesuai
- Sesuai dengan tujuan penciptaan, apakah untuk kebutuhan praktis, hiasan serta ekspresi.
Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!