KABARPANDEGLANG.COM – Ekosistem padang rumput digolongkan sebagai salah satu kelompok ekosistem daratan yang terbentuk secara alamiah. Ekosistem ini terbentuk pada daerah tropik maupun subtropik yang mempunyai curah hujan di sekitar 25-30 cm/tahunnya.
Ekosistem padang rumput mempunyai curah hujan yang lebih rendah dibandingkan ekosistem sabana. Tumbuhan yang khas ialah rumput. Di Indonesia, ekosistem padang rumput ini bisa ditemukan di pulau Nusa Tenggara, khususnya bagian timur.
Awal pembentukan ekosistem padang rumput ialah dari kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman/rumput. Rumput yang melimpah ini kesannya menarik hewan-binatang pemakan rumput dan kelompok hewan ini pun tinggal di sana.
Banyaknya binatang herbivora ini lalu menarik hewan pemangsa (karnivora) untuk ikut datang dan menyerang hewan-hewan pemakan rumput tersebut. Rantai makanan ini terus berputar sehingga terbentuklah ekosistem padang rumput.
Di dalam ekosistem padang rumput sendiri terdapat berbagai macam komponen yang ada, baik biotik maupun abiotik serta adanya keterkaitan antara fungsi ekosistem yang muncul diantara dimensi ruang dan waktu dalam suatu ekosistem padang rumput tersebut. Adapun komponen yang ada adalah:
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen dalam ekosistem yang berasal dari benda tak hidup atau benda mati. Komponen tersebut yakni komponen fisik dan komponen kimia yang dijadikan media atau subtrat sebagai tempat berlangsunganya hidup. Lebih tepatnya komponen abiotik merupakan kawasan tinggal atau lingkungan dimana komponen biotik hidup.
Komponen abiotik pada ekosistem padang rumput sangat bervariasi dan bermacam-macam. Komponen ini dapat berbentuk benda organik, senyawa anorganik, dan juga hal-hal yang menghipnotis pendistribusian organisme. Berikut ialah komponen abiotik yang mepengaruhi ekosistem padang rumput.
- Suhu udara. Suhu udara menghipnotis setiap proses yang terjadi pada amakhluk hidup. Sebagai teladan yakni penggunaan energi yang dihasilkan oleh badan meregulasi suhu tubuhnya.
- Air. Air memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan makhluk yang ada di bumi. Tanpa adanya air semua makhluk hidup yang ada mati.
- Tanah dan batu. Karakteristik yang ada pada tanah bisa menawarkan pengaruh terhadap penyebaran organisme yang ada berdasarkan kandungan yang ada pada tanah dan kerikil tersebut. Beberapa faktor yang menghipnotis tersebut adalah pH tanah dan struktur fisik tanah serta kondisi mineral yang dikandung oleh tanah.
- Cahaya matahari. Tidak mampu dipungkiri bahwa sinar matahari merupakan satu-satunya energi yang memberikan kehidupan bagi organisme yang hidup di bumi ini. Salah satu misalnya yakni pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Tanpa adanya fotosintesi maka tumbuhan tidak mampu hidup. Padahal tanaman merupakan produsen bagi organisme lainnya yang tidak dapat digantikan oleh yang lainnya.
- Iklim. Iklim merupakan kondisi cuaca suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Iklim menentukan tingkat toleransi kehidupan suatu organisme.
2. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen dalam ekosistem yang berupa organisme atau makhluk hidup. Komponen biotik dalam ekosistem merupakan komponen yang selain komponen abiotik. Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme yang mendukung terbentuknya ekosistem padang rumput. Berikut ialah komponen biotik yang ada di ekosistem padang rumput.
a. Organisme autotrof
Organisme autotrof yakni jenis organisme yang bisa membuat atau menyintesa kuliner sendiri mengandalkan cahaya matahari, air dan komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada ekosistem yang ada di padang rumput yaitu tanaman atau rumput. Rerumputan ini pun hidup menyesuaikan diri dengan kelembaban lingkungan yang mempunyai curah hujan yang tidak teratur.
2. Organisme heterotrof
Organisme kedua heterotrof ialah jenis organisme yang tidak mampu menciptakan masakan sendiri. Karena tidak mampu menghasilkanan sendiri maka organisme heterotof mengfungsikan organisme lain sebagai makanannya. Dalam hal ini yaitu organisme autotrof yang difungsikan sebagai kuliner bagi organisme heterotof.
Hewan atau fauna yang menghuni ekosistem padang rumput cukup beragam. Biasanya mereka yaitu hewan yang menyebabkan rumput sebagai masakan utama. Misalnya saja domba, zebra, kuda liar, gajah. jerapah, dan masih banyak lagi lainnya. Hidup hewan ini bergantung pada rumput-rumput yang hidup di sekitar mereka.
Karena keberadaan binatang pemakan rumput tersebut sehingga beberapa binatang pemangsa daging juga hidup di tempat ini. Hewan karnivora tersebut ialah cheetah, singa, anjing liar, serigala dan masih banyak lagi lainnya. Hewan pemangsa yang berkeliaran di padang rumput ini menggantungkan hidup pada hewan-hewan pemakan rumput yang menjadi target mangsa mereka.
c. Pengurai
Komponen terakhir ialah dekomposer atau pengurai. Sebenarnya pengurai termasuk dalam organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak mampu membuat masakan sendiri. Tugas dari organisme yang satu ini yaitu menguraikan bahan organik dari benda hidup yang sudah mati (misal: binatang mati, daun, batang pohon, dan lain-lain).
Contoh dari pengurai pada ekosistem padang rumput ini yaitu jamur dan basil. Sisa-sisa makanan, bangka binatang, dan sisa materi organik lainnya akan menjadi masakan bagi organisme dekomposer. Setelah diurai oleh organisme dekomposer, sisa bahan organik tersebut membusuk menjadi komponen penyusun tanah.
Tanah menjadi subur dan baik untuk ditanami. Begitu seterusnya, sehingga tumbuhan sebagai produsen dikonsumsi oleh konsumen primer, dan hingga pada hasilnya konsumen simpulan mati dan diuraikan oleh dekomposer.
Ekosistem padang rumput mempunyai komponen penyusun yang relatif tinggi karena tingginya komponen biotik yang mendiami wilayah tersebut serta komponen abiotik yang mendukung. Komponen biotik berupa produsen bisa untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan komponen konsumen serta siklus ekosistemnya. Keeksistensi komponen produsen sebagai autotrof yang variatif dan kaya bisa menyediakan sumber makanan yang cukup untuk para komponen konsumen.
Di dalam ekosistem padang rumput terjadi rantai kuliner dan aliran energi yang keduanya merupakan hasil dari adanya keterkaitan fungsi ekosistem padang rumput. Rantai kuliner sendiri merupakan pengalihan energi dari sumbernya dalam tanaman yaitu dengan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.
Melalui gambar diatas, menandakan bagaimana tugas antara produsen, konsumen, dan juga pengurai saling berpengaruh antara satu dengan yang lainnya.
Ekosistem padang rumput ialah bab dari kehidupan, sudah selayaknya kita sebagai insan ikut menjaga keseimbangan ekosistem ini. Misalnya, tidak sembarangan memburu binatang, baik pemakan rumput maupun binatang pemangsa seperti singa. Perlu dijaga kestimbangan alam yang ada biar alam tetap mampu asri dan eksis hingga nanti.
Memanfaatkan organisme atau makhluk yang ada dalam ekosistem pada rumput juga diperbolehkan asalakan dengan catatan bahwa hanya dimanfaatkan sewajarnya saja dan tidak mengarah pada terjadinya kerusakan. Hal ini hanya akan menjadikan putusnya rantai masakan, dan akan berakibat kacaunya ekosistem yang niscaya merugikan insan secara perlahan.
Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!