Dear para suami, jangan pernah sepelekan istrimu, kalaupun kerja mereka dirumah nampak remeh, tapi tanggung jawab mereka hampir 24 jam. Itu terbukti saat ia selalu tangguh mengabdi terhadapmu dalam mempersiapkan apa-apa yang menjadi kebutuhanmu.
Dia selalu berusaha menjadikan rumah tempat terbaik untukmu dan untuk anak-anakmu, sehingga terkadang ia lupa untuk mengurus dirinya sendiri. Yang ada dalam pikirannya hanya bagaimana caranya ketika suami pulang kerja ataupun anak pulang sekolah selalu merasa nyaman dan damai berada disisinya.
Dan itu terbukti saat kamu sampai dirumah semuanya sudah nampak tenang, dan semua yang kamu butuhkan, seperti makanan, baju, serta yang lainnya sudah tertata rapi pada tempatnya.
Iya, jika dilihat sekilas memang nampak mudah bukan? Tetapi sebenarnya semua itu butuh proses perjuangan, kesabaran dan ketulusan.
Sebab, bila ketiga sifat itu tidak berada pada dirinya maka takkan mungkin ia bisa mengemban amanah untuk mengurusi segala kebutuhanmu dari yang paling kecil hiingga yang paling besar.
Setiap Hari Ia Mengerjakan Segala Tanggung Jawabnya Dengan Penuh Suka Rela, Hanya Karena Ia Ingin Suami Dan Anak-Anaknya Bahagia
Setiap hari ia mengerjakan segala tanggung jawabnya dengan penuh suka rela, hanya karena ia ingin suami dan anak-anaknya bahagia.
Sebab itulah mengapa dikatakan jihad terbesar seorang istri berada didalam rumahnya, karena memang yang menjadi penanggung jawab terbesar atas kedamaian rumah tangga adalah seorang istri.
Lalu suami tugasnya apa? Suami bertugas untuk menfasilitasi agar kedamaian itu tercipta sempurna, sebab itulah mengapa dikatakan tanggung jawab suami adalah menafkahi, karena damai itu tercipta saat suami benar-benar sudah menunaikan kewajibannya secara lahir ataupun batin.
Setiap Hari Ia Melakukan Tugas Yang Sama Tanpa Mengenal Lelah, Dari Bangun Tidur Sampai Menjelang Tidur Kembali
Setiap hari seorang istri juga melakukan tugas yang sama tanpa mengenal lelah, dari bangun tidur sampai menjelang tidur kembali.
Buktinya setiap hari ia melakukan rutinitas yang sama, dari memasak, menyapu, mencuci, dan menyiapkan apa-apa yang dibutuhkan suami apabila hendak berangkat kerja atau ketika anaknya hendak kesekolah.
Dia juga tak pernah berkata “aku capek, kerjakan semuanya sendiri” saat ia merasa lelah dan seakan-akan tak kuat setelah melakukan semuanya bersamaan tanpa henti.
Karena ia sadar akan tanggung jawabnya, ia faham bahwa capek ataupun tidak capek yang namanya suatu kewajiban, maka sudah sepantasnya ia selesaikan.
Tetapi Apa? Terkadang Suami Tak Memperdulikan Hal Itu, Suami Terkadang Menggunakan Egonya Untuk Menyalahkan Dengan Berkata “Seharian Kerja Apa?” Bila Terjadi Ketidak Cocokan
Tetapi apa? Terkadang suami tak memperdulikan hal itu, suami terkadang menggunakan Egonya untuk menyalahkan dengan berkata “Seharian kerja apa?” ketika yang dilakukan istri ternyata tak sesuai dengan apa yang menjadi inginnya.
Ingatlah, suami harus sadar akan hal ini, bahwa pertanyaan seperti diatas tadi adalah kata paling sederhana tapi paling menyakitkan untuk seorang istri, karena dengan kalimat itu artinya kamu sebagai seorang suami tak menghargai kerja kerasa istrimu yang dilakukan dari awal hingga akhir.
Padahal, Selelah-Lelahnya Seorang Istri Apabila Ia Benar-Benar Menyadari Tanggung Jawabnya, Sekecil Apapun Pekerjaan Rumah Takkan Pernah Ia Akan Lupakan
Padahal, selelah-lelahnya seorang istri apabila ia benar-benar menyadari tanggung jawabnya, sekecil apapun pekerjaan dirumah takkan pernah ia lupa.
Dan jika ia lupa? Maka ada dua kemungkinan, pertama karena memang sifat fitrahnya manusia adalah lupa, dan yang kedua adalah karena mungkin ia terlalu sibuknya memikirkan dan mempersiapkan apa-apa yang menjadikanmu merasa nyaman kelak saat telah kembali kerumah.
Maka, Hargailah Kerja Keras Istrimu Wahai Suami, Jagalah Perasaannya Sebijak Mungkin, Jangan Sakiti Ia Hanya Karena Tidak Bisanya Dirimu Menahan Ego
Maka dari itu, sudah sepantasnya bagi para suami untuk selalu menghargai kerja keras istrimu, dan jagalah selalu perasaannya dengan sebijak mungkin, jangan sakiti ia hanya karena tidak bisanya dirimu menahan Ego.
Berlemah lembutlah meski pada kenyataannya ada sesuatu yang tidak kamu kecocoki, dan jika memang ada yang mau dilontarkan, maka gunakanlah bahasa yang tidak menyinggung.