Memelihara Raga, Sukma, Dan Semesta Melalui Wirausaha

KABARPANDEGLANG.COM – Bali Tangi ialah lulur tradisional Bali milik Bapak Wayan Sukhana dan istrinya, Ibu Made Yuliani. Suami istri asal Bali ini memulai perjuangan lulur bali tangi di tahun 2000. Toko sekaligus tempat produksi aneka rupa produk spa dengan merek Bali Tangi itu lokasinya di Jl. Kebo Iwa 168, Denpasar. Pot-pot yang ditumbuhi aneka macam tanaman obat berjejer rapi di halaman.

Begitu masuk ke dalam toko tampak etalase yang memajang produk wewangian berbahan dasar herbal organik, mulai dari pembersih dan masker wajah, minyak pijat, pengharum ruangan serta relaksasi spa dalam bentuk sabun, lulur, lotion, jamu-jamuan, gerabah anyir, hingga bantal berpewangi bagi yang susah tidur.

Perjalanan Ibu Made Yuliani menggagas, menciptakan, dan memperjuangkan Bali Tangi sebagai produk lokal didasari ketulusan dan harapan luhurnya untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat selaras dengan alam. Dengan pengalamannya berpuluh tahun sebagai bidan, dia menyadari betul pentingnya proses menyehatkan jiwa raga, sekaligus merawat lingkungan.

Baca Juga :  Wirausaha Pengadaan Barang Dan Jasa

Sebagai puteri pulau Dewata, dia terbiasa hidup dalam dogma bahwa alam semesta amatlah kaya akan warisan untuk dikembangkan, dan bukan dihabiskan, demi keuntungannya bagi masyarakat luas.

Bahan dasar seluruh produk Bali Tangi diambil dari tanaman lokal yang sebagian besar dibudidayakan di tanah dewata oleh petani lokal. Proses penanaman, pengambilan materi, panen, pengeringan sampai dengan selesainya rangkaian pembuatan produk, dilakukan dengan memperhatikan keterjagaan lingkungan.

Untuk pembuatan wewangian dari tumbuhan kering yang lazim disebut potpourri, bahan dasar yang dipakai yakni daun, bunga, buah yang sudah rontok atau terlihat mati. Proses pengeringan juga dilakukan dengan cara konvensional, tanpa menggunakan alat atau materi kimia apapun. Tempat pengeringannya pun memanfaatkan lahan yang ada.

Baca Juga :  Laporan Acara Percobaan Lampu Irit Listrik

 Bali Tangi adalah lulur tradisional Bali milik Bapak Wayan Sukhana dan istrinya Memelihara Raga, Sukma, dan Semesta melalui Wirausaha

Begitu pula dengan produk lain mirip bedak cuek, lulur, sabun, boreh, dibuat dengan cara yang sengaja disederhanakan supaya memungkinkan bagi siapapun untuk menirunya, sekalipun hanya untuk pemakaian rumah tangga.

Sungguh mengagumkan perjalanan sebuah industri yang saat ini sudah merambah ke tingkat internasional, tetapi masih tetap mampu mepertahankan idealisme luhurnya, “Bukan hanya kebugaran raga, tapi juga perawatan kesegaran sukma. Bukan hanya rempah, minyak dan khasiatnya, tapi juga hasil bumi yang ditanam dengan ketulusan hati. Bukan pula hanya bertujuan untuk berpadu.

Sejak dahulu, masyarakat Indonesia dikenal dengan perilaku gotong royongnya. Sikap ini merupakan wujud saling ketergantungan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu pula dalam hal membangun perekonomian. Banyak sekali jenis wirausaha tradisional menyebar secara lintas budaya di aneka macam wilayah.

Baca Juga :  Membandingkan Hantaran Panas Pada Banyak Sekali Benda

Pekerjanya pun juga berasal dari suku yang berbeda. Ada kalanya satu jenis wirausaha membutuhkan pinjaman dari wirausaha lain yang ada di pulau yang berbeda. Satu sama lain saling mendukung untuk menghasilkan produk berkualitas, demi meningkatkan perekonomian bangsa.

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!