PANDEGLANG, – Fadil (22) warga Kampung Pari, Desa pari, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang merupakan sosok inspiratif bagi kaum milenial untuk belajar menjadi seorang entrepreneur.
Pria kelulusan SMA Pasundan Pandeglang tahun 2012 silam ini, merintis perjuangan budidaya jamur tiram sejak satu tahun lalu. Meski usahanya tak selalu mulus, bahkan nyaris gulung tikar, namun Fadil tetap berupaya mempertahankan bisnisnya itu.
Saat ditemui di Kumbung (Saung) Jamur tiram yang tak jauh dari rumahnya, Fadil menceritakan perjalanan usaha budidaya jamur tiram yang ia rintis mulai dari nol. Ia menuturkan, sebelum mencoba usaha budidaya jamur tiram dirinya sempat bekerja sebagai mekanik di bengkel sepedah motor.
Namun, sebab dorongan dari orangtuanya yang kegemaran bercocok tanam, Fadil didorong untuk mencoba usaha budidaya jamur tiram yang dinilai mempunyai kesempatan bisnis yang menjanjikan.
“Karena saya penduduknya tidak betah untuk di atur-atur layaknya pegawai. Jadi lebih senang menjadi wirausaha dan orang bau tanah menyarankan untuk menjajal jamur tiram. Awalnya saat pertama mulai perjuangan budidaya jamur tiram, Baglog (wadah tanam daerah menaruh bibit jamur) itu aku beli. Kaprikornus kita tinggal simpan di rak-rak kumbung jamur tiram. Tapi sekarang aku menjajal untuk menciptakan baglog sendiri,” tuturnya.
Pria yang masih singel ini mengatakan, sebab tak ada basic di bidang pertanian, maka dirinya harus extra untuk mempelajari ilmu budidaya jamur tiram mulai dari pembibitan hingga memanen. Ditahap permulaan, Fadil mengaku tidak sedikit dirinya sering mengalami kegagalan. Namun menurutnya hal itulah yang menimbulkan dirinya lebih matang menguasai ilmu perjuangan yang tengah ia geluti itu.
“Di permulaan-permulaan ya namanya juga berguru niscaya lah ada gagal, salah, ya tetapi aku berusaha untuk tetap semangat dan terus menjalaninya. Ya Alhamdulillah dari kegagalan itulah kita mampu tahu dan lebih bakir,” ujarnya.
Fadil berharap, usaha yang tengah dia rintis itu dapat meningkat dan menunjukkan kebermanfaatan kepada masyarakat banyak. Salah satunya adalah untuk mengurangi angka pengangguran.
Fadil menambahkan, selain dijual mentah, jamur tiram hasil panennya juga di oleh menjadi aneka macam jenis kuliner seperti nugget jamur tiram, kerupuk jamur tiram, cilok jamur tiram dan jenis masakan lain yang berbaha dasar dari jamur tiram.
Meski banyak peminat masakan dari olahan jamur tersebut, tetapi ketika ini buatan yang dihasilkan masih terbatas. Untuk tenaga kerja budidaya dan olahan jamur tiram, Fadil cuma dibantu oleh keluarganya saja.
“Saat ini belum ada karyawan, artinya yang bantu-bantu budidaya masih keluarga atau saudara. Kemudian untuk masakan dari olahan jamur tiram yang buat juga ibu sendiri. Belum ada orang lain atau karyawan. Tapi Insyaallah kedepan jika perjuangan ini berkembang pasti akan kita rekrut karyawan,” pungkasnya. (US/red)