Sistem Pencernaan Hewan Dan Manusia

Sistem Pencernaan Hewan Dan Manusia

KABARPANDEGLANG.COM – Struktur alat pencernaan pada tiap jenis binatang berbeda tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel binatang tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) alat pencernaan kuliner umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada binatang-hewan vertebrata (bertulang belakang) sudah mempunyai alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.

Fagositosis merupakan peristiwa penyerapan yang terjadi pada sebuah sel terhadap benda padat yang ukurannya lebih besar. Pinositosis merupakan peristiwa penyerapan yang terjadi pada benda cair. Pinositosis dan fagositosis adalah jenis endositosis. Endositosis yaitu proses dimana sel menyerap molekul dengan menyelimuti mereka.

Berdasarkan daerah terjadinya, proses pencernaan makan dibedakan menjadi pencernaan Intrasel dan Ekstrasel. Perncernaan Intrasel adalah pencernaan yang terjadi di dalam sel. Makanan dimasukkan ke dalam sel dan kemudian dicerna dengan sumbangan enzim, mirip pencernaan yang terjadi pada organisme bersel tunggal.

Pencernaan Ekstrasel yaitu pencernaan yang terjadi di luar sel. Proses perubahan masakan berlangsung pada akses pencernaan. Dengan adanya enzim pencernaan, masakan diubah menjadi bentuk lebih sederhana sampai nantinya gampang diserap oleh sel-sel tubuh. Proses ini biasanya dialami organisme bersel banyak.

A. Sistem Pencernaan Pada Hewan

1. Sistem Pencernaan Hewan Vertebrata

Vertebrata yakni binatang yang mempunyai tulang belakang. Tulang belakang adalah tulang yang beruas-ruas dan berderet dari leher sepanjang punggung sampai ekor. Berdasarkan epilog badan, alat gerak dan cara berkembang biak Vertebrata dibedakan menjadi lima kelompok, adalah ikan (Pisces), katak (Amphibia), hewan melata (reptilia), burung (Aves), dan binatang menyusui (mamalia).

Salah satu acuan reptil yakni buaya. Saluran pencernaan terdiri dari ekspresi, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Hati menghasilkan empedu.

Di dalam verbal buaya terdapat lidah, gigi, dan kelenjar ludah. Kelenjar ludah menghasilkan lendir yang berfungsi untuk mempermudah menelan makanan. Pada proses pencernaan, masakan dari verbal menuju kerongkongan dan selanjutnya ke lambung. Dari lambung, kuliner menuju usus.

Di usus, bermuara dua terusan kelenjar pencernaan, adalah hati dan pankreas. Di usus terjadi pencernaan kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan dan terjadi proses perembesan sari-sari kuliner. Sisa-sisa masakan yang tidak diserap akan dikeluarkan melalui kloaka.

2. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata

Hewan Invertebrata ialah hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok binatang bertulang belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata.

Sistem pencernaan pada binatang invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, mirip pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola masakan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler.

a. Coelenterata

Coelenterata hidup di perairan yang jernih. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk melekat pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik akan lemas kemudian tentakel membawanya ke ekspresi.

Di bawah verbal terdapat kerongkongan pendek kemudian masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endoderma menyerap sari-sari kuliner. Sisa-sisa kuliner akan dimuntahkan melalui mulut.

b, Amoeba

Jika ada masakan Amoeba bergerak ke arah makanan. mengelilingi masakan dengan pseupodium (kaki semu). kuliner tersebut terkurung oleh kaki semu dan terbentuk vakuola makanan. di dalam vakuola ini masakan dicerna, kemudian diedarkan keseluruh badan. Sari-sari kuliner diedarkan kedalam sitoplasma dan sisa kuliner dikeluarkan dari membran plasma.

Baca Juga :  Ragam Lagu Dan Musik Nusantara
c. Porifera

Pencernaan pada porifera diawali dari masuknya air melalui pori – pori badan porifera (ostium), selanjutnya air akan masuk kedalam badan bersamaan dengan plankton dan bakteri yang menjadi sumber makanannya. Melalui mikrofili yang terdapat pada sel koanosit lapisan endodermis porifera, plankton dan basil akan tersaring.

Koanosit ialah sel leher pada lapisan endodermis yang mempunyai flagel dan berfungsi menangkap mangsa. Sel amoeboid mempunyai peran untuk mengedarkan hasil ‘tangkapan’ tersebut keseluruh badan porifera. Air – air yang masuk bersamaan dengan masakan akan kembali dibuang melalui lubang yang berada di pusta tubuhnya ialah oskulum.

3. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah

Pada cacing benalu, misalnya cacing pita, alat pencernaannya belum tepat dan tidak memiliki ekspresi dan anus. Pencernaan dilakukan dengan cara peresapan eksklusif melalui kulit cacing yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Sampah organik ialah sampah yang berasal dari alam atau berasal dari sisa-sisa badan makhluk hidup (hewan/flora).

Proses pencernaan cacing tanah:

  • Makanan diambil oleh prostomium (tonjolan erat bukaan verbal) dan dimasukkan ke dalam lisan.
  • Makanan selanjutnya diteruskan ke faring, kuliner masuk ke esophagus yang terletak di ujung faring.
  • Selanjutnya ke tembolok, kuliner disimpan untuk sementara.
  • Makanan sehabis disimpan sementara dilanjutkan ke lambung otot. Di dalam lambung otot, makanan dihancurkan oleh gerakan otot lambung. Biasanya cacing tanah memakan pasir atau benda kecil lainnya dengan tujuan untuk membantu menghancurkan kuliner dalam lambung
  • Makanan yang telah halus masuk ke dalam usus halus. Di dalam usus halus makanan dipecahkan dari bentuk komplek menjadi bentuk sederhana. Aktivitas penghancuran makanan dilakukan oleh enzim-enzim tertentu.
  • Zat masakan lalu diserap oleh dinding usus halus dan diedarkan ke seluruh badan melalui pembuluh darah.
  • Sisa-sisa makanan yang tidak tercerna keluar tolong-menolong kotoran lainnya dalam bentuk kotoran cacing tanah atau casting, casting keluar lewat anus.
4. Sistem Pencernaan Pada Serangga

Serangga (insecta) yaitu salah satu kelas hewan tidak bertulang belakang dalam keluarga hewan berbuku-buku yang mempunyai rangka luar berkitin, tubuh yang terbagi tiga bagian (kepala, dada, dan perut), tiga pasang kaki yang pangkalnya menyatu, mata majemuk, dan sepasang antena.

Bentuk ekspresi serangga bermacam-macam sesuai dengan kegunaannya

  • Tipe mulut penggigit. Mulut tipe pengigit dilengkapi dengan rahang atas dan bawha yang sangat kuat, contohnya ekspresi belalang dan jangkrik
  • Tipe mulut penusuk-penghisap. Mulut tipe penusuk-penghisap mempunyai rahang yang panjang dan runcing . Contohnya mulut kutu dan nyamuk
  • Mulut penghisap. Mulut tipe penusuk-penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang yang dapat digulung, misalnya verbal kupu kupu
  • Mulut penjilat. Mulut tipe penjilat dilengkapi dengan alat untuk menjilat. Contohnya lisan lebah madu dan lalat.

Sistem pencernaan kuliner pada serangga sudah sempurna. Organ pencernaan serangga terdiri atas verbal, kerongkongan, lambung, usus, sampai kloaka. Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.

Baca Juga :  Tugas Pancasila Dalam Menjaga Keberagaman Bangsa

Pencernaan Atas atau Pencernaan Depan

Pada bab ini, sebagian besar terlapisi oleh lapisan kutikula yang mampu diperbaharui setiap kali terjadi pergantian kulit serangga. Saluran pencernaan pertama ini tersusun atas organ-organ sebagai berikut:

  • Mulut. Sebagai jalan masuk masuknya masakan, pada serangga rongga lisan tidak bergigi.
  • Faring. Merupakan penghubung antara rongga ekspresi dan kerongkongan. Dinding-dinding faring tersusun atas otot-otot yang berfungsi mendorong masakan semoga bisa diteruskan menuju kerongkongan. Sedangkan pada serangga bertipe mulut penusuk mirip nyamuk, dan penghisap seperti kupu-kupu, pada faring dilengkapi dengan semacam pompa untuk menarik makanan menuju kerongkongan.
  • Kerongkongan berfungsi mendorong bahan kuliner yang masuk menuju ke organ pencernaan selanjutnya.
  • Tembolok tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan, sebelum diteruskan ke lambung.
  • Proventrikulus (lambung depan). Dalam proventrikulus terjadi pencernaan yang berbeda-beda sesuai dengan tipe masakan serangga. Pada serangga pemakan masakan yang keras dan liat, proventrikulus berfungsi memecah masakan baik secara mekanik maupun kimiawi. Untuk serangga yang mengkonsumsi cairan seperti nektar, lambung depan akan termodifikasi mirip katup dan susukan panjang.

Pencernaan Tengah

Setelah melalui pencernaan atas yang diakhiri di proventrikulus, maka sistem pencernaan serangga menuju ke pencernaan tengah, yang terdiri atas gastrik kaekum dan ventrikulus. Dalam akses ini pergerakan masakan dikontrol oleh membran peritropik yang tersusun atas khitin dan protein. Saluran tengah sistem ini menyerap nutrisi yang diperlukan dan memecah makanan menjadi bab-bab kecil.

Struktur alat pencernaan pada tiap jenis hewan berbeda tergantung pada tinggi rendahnya ti Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia

Pencernaan Bawah atau Belakang

Beberapa organ penyusun akses pencernaan ini, yaitu:

  • Pilorus. Merupakan pangkal tabung malphigi yang berfungsi untuk penyaringan air dan nutrisi yang terlarut di dalamnya.
  • Ileum (usus penyerap) berfungsi menyerap air dan amonia.
  • Rectum. Selain sebagai tempat penyimpanan feses sebelum dikeluarkan, di dalam rectum juga terjadi absorpsi air dan asam-asam amino yang masih mungkin dimanfaatkan.
  • Kloaka. Merupakan saluran pengeluaran serangga.

B. Sistem Pencernaan Manusia

Terdapat beberapa organ penting dalam sistem pencernaan manusia. Organ tersebut yaitu ekspresi, , kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus

a. Mulut

Di dalam rongga mulut terdapat gigi, pengecap, dan air ludah (air liur). Gigi dan lidah mencerna kuliner secara mekanis. Air ludah mencerna kuliner secara kimiawi.  Di dalam mulut terdapat enzim yang dihasilkan oleh kelenjar ludah adalah amilase/ptialin berfungsi untuk mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula.

b. Kerongkongan

Kerongkongan terdiri atas otot yang elastis. Makanan yang berada di dalam kerongkongan akan didorong oleh dinding kerongkongan menuju lambung. Gerakan mirip ini disebut gerak peristaltik.

c. Lambung

Di dalam lambung, masakan dicerna secara kimiawi dengan pinjaman enzim yang disebut pepsin dan renin. Pepsin berperan mengubah protein menjadi asam amino. Enzim renin berfungsi mengendapkan protein susu menjadi kasein.

Di dalam lambung terdapat asam klorida yang menjadikan lambung menjadi asam. Asam klorida dihasilkan oleh dinding lambung. Asam klorida berfungsi untuk membunuh kuman penyakit dan mengaktifkan pepsin. Di lambung lambung terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi.

d. Usus Halus

Usus halus terdiri atas tiga bab, yaitu usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerap. Di dalam usus dua belas jari, kuliner dicerna secara kimiawi oleh getah empedu dan getah pankreas. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan berfungsi untuk mencerna lemak.

Baca Juga :  Percobaan Perubahan Wujud Benda Menyublim

Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk mengubah Tripsinogen menjadi Tripsin yang dipakai dalam jalan masuk pankreas. Beberapa enzim yang dihasilkan getah pankreas sebagai berikut.

  • Enzim amilase, berfungsi mengubah zat tepung menjadi gula.
  • Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.
  • Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak

Setelah melewati usus dua belas jari, kuliner sampai di usus kosong. Makanan akan diurai proteinnya oleh enzim erepsin. Sementara itu, karbohidrat akan diurai oleh enzim maltase, sukrose, dan laktose. Setelah hancur dan lumat, kuliner menuju usus penyerap. Bagian dalam dinding usus penyerap berupa jonjot-jonjot/vili yang terdapat ujung pembuluh darah. Melalui pembuluh darah inilah terjadi penyerapan sari-sari masakan.

e. Usus Besar

Usus besar terdiri atas usus besar naik, usus besar melintang, dan usus besar turun. Di dalam usus besar terjadi peresapan air dan garam-garam mineral. Selanjutnya, sisa makanan dibusukkan oleh basil pembusuk di dalam usus besar. Hasil pembusukan berupa materi padat, cair, dan gas.

f. Anus

Sisa pencernaan dari usus besar dikeluarkan melalui anus. Bahan padat hasil pembusukan dikeluarkan sebagai tinja dan gas yang dikeluarkan berupa kentut. Sisa pencernaan yang berupa cairan disalurkan dan disaring dalam ginjal. Cairan yang tidak berkhasiat dikeluarkan melalui lubang kemih berupa air seni.

Gangguan Sistem Pencernaan Manusia

  • Maag atau radang lambung atau tukak lambung, ialah suatu radang yang akut atau kronis pada lapisan dinding lambung. Radang yang akut mampu disebabkan oleh makanan yang kotor, dan radang yang kronis disebabkan oleh kelebihan asam dalam lambung.
  • Radang hati yang menular (Hepatitis), merupakan abses virus pada hati, sering meluas melalui air atau masakan yang tercemar oleh virus.
  • Diare, dapat ditimbulkan alasannya adanya iritasi pada selaput dinding kolon oleh basil disentri, diet yang buruk, zat-zat beracun, rasa gelisah, atau kuliner yang mampu menjadikan iritasi pada dinding usus.
  • Sembelit yang kronis bila defekasi terlambat, usus besar mengabsorpsi air secara berlebihan dari feses dan mengakibatkan feses menjadi kering dan keras. Sembelit dapat juga disebabkan emosi mirip rasa gelisah, cemas, takut atau stress.
  • Kanker lambung, yaitu gejala-tanda-tanda permulaan dari kanker lambung hampir sama dengan tanda-tanda-gejala yang disebabkan gangguan lain pada alat pencernaan, antara lain merasa panas, kehilangan nafsu makan, ketidaksanggupan mencerna (salah cerna) berlangsung terus menerus, sedikit rasa mual, rasa gembung dan rasa gelisah setelah makan, dan adakala timbul rasa nyeri pada lambung.
  • Radang usus buntu, jika usus buntu (umbai cacing) meradang, membengkak dan terisi oleh nanah. Kondisi ini disebut radang usus buntu atau apendistis.
  • Keracunan masakan, umumnya disebabkan oleh kuman yang terdapat dalam kuliner. Bakteri dalam makanan mampu membahayakan atau menghasilkan racun yang membahayakan tubuh. Geajala-tanda-tanda keracunan masakan meliputi muntah-muntah, diare, nyeri (sakit) rongga dada dan perut serta demam.

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!