Pandeglangnews.co.id, – Kita sering diberi tahu bahwa air kencing yang berwarna jernih ialah tanda bahwa kebutuhan cairan dalam badan telah tercukupi.
Sebaliknya, kalau warna air kencing kuning dan keruh, artinya tubuh masih kelemahan cairan.
Namun, bagaimana dengan kondisi buang air terlalu sering, atau bahkan terlalu jarang?
Pernahkah kita mempertimbangkan relasi frekuensi buang air kecil dengan kesehatan?
Ya, seberapa sering kita buang air kecil bahu-membahu dipengaruhi oleh beberapa aspek.
Ada efek usia, pengobatan yang sedang dijalani, serta apa dan bagaimana kebiasaan kita minum, dan lainnya.
Namun secara biasa , spesialis urologi Vannita Simma-Chiang, M.D. menyampaikan, orang sehat akan buang air kecil rata-rata 3-4 kali dalam sehari.
Lalu, apa artinya jika kita buang air kecil lebih sering dan lebih jarang?
Jarang kencing
Jarang buang air kecil, artinya kita “pipis” cuma 1-2 kali dalam sehari. Biasanya, itu yakni gejala kekurangan cairan tubuh.
“Jika mengalami kehilangan cairan tubuh, urin menjadi sangat terkonsentrasi, dan membuat kita rentan kepada bisul akses kemih (ISK),” kata Simma-Chiang.
Kebutuhan air setiap orang setiap hari berlawanan-beda, sehingga cara terbaik untuk menguji tingkat hidrasi yakni dengan mengusut warna air seni.
“Jika urinmu berwarna kuning bau tanah, kau mungkin tidak cukup minum,” kata Simma-Chiang.
Selain itu, setiap kali kita merasa haus atau tenggorokan kering, semestinya secepatnya minum.
Terlalu sering kencing
Sebaliknya, bila urin jernih dan kencing menjadi sering, mungkin yakni tanda minum terlalu banyak.
Tubuh dibangun untuk menjaga homeostasis, jadi jikalau kencing sebening air, tubuh menyampaikan bahwa dia terhidrasi dengan cukup.
“Pada dikala itu, badan hanya mencampakkan air,” kata ia.
Bisa dibilang, yang keluar lewat kencing bukan hanya air. Kopi -misalnya, yakni diuretik alami dan stimulan kandung kemih, yang dapat memajukan urgensi untuk buang air kecil.
“Aku tidak berusaha menjadi anti-kopi. Kopi rasanya yummy dan memberi dorongan di pagi hari serta mempunyai banyak antioksidan,” ucap Simma-Chiang.
Meski buang air kecil terlalu sering tidak selalu berbahaya, dia menyarankan untuk mengonsumsi kopi secara moderat.
Sebab, kondisi kencing berlebi pasti dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Misalnya, terbangun di tengah malam untuk buang air kecil, hingga mengganggu kualitas tidur, menyebabkan penurunan energi, serta mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi di hari berikutnya.
Jika terjadi di siang hari, terlalu sering kencingjuga cukup mengusik, khususnya bila kita jadi harus buru-buru ke kamar kecil berkali-kali dalam satu waktu.
Namun, bila asupan cairan belum banyak namun sering kencing, itu mampu menjadi tanda keadaan medis yang perlu dibicarakan dengan dokter.
Penyebab medis yang paling biasa untuk kenaikan frekuensi buang air kecil adalah ISK, utamanya pada orang yang lebih muda.
Sementara penyebab yang kurang lazim tetapi memprihatinkan mungkin adalah kanker kandung kemih, kandung kemih terlalu aktif, diabetes, atau kerikil ginjal.
Namun, obat diuretik juga mampu mengembangkan urgensi dan frekuensi pergi kekamar mandi.
Obat jenis ini lazimnya diresepkan untuk pasien dengan penyakit kardiovaskular.
Sehingga, kencing menjadi imbas samping alami dari diuretik, dan tidak mesti menjadi perhatian serius.
Kebiasaan kencing yang sehat
Mereka yang mengalami gangguan pada kehidupan sehari-hari atau ketika tidur, mampu mengambil faedah dengan mengatur waktu kencing.
Proses menerima kendali atas kandung kemih disebut pembinaan kandung kemih.
Untuk melakukannya, Simma-Chiang menyarankan pergi ke kamar mandi setiap 3-4 jam.
Hal lain yang bisa dilakikan adalah melacak asupan cairan, mulai dari mengatur kapanminum, apa yang diminum dan berapa banyak, serta melacak kapan pergi ke kamar mandi.
Semua ini bisa dilakukan selaku perjuangan membangun kebiasaan kencing yang sehat.
Sumber : KOMPAS.com
(fdz.red)